Beranda / Berita / Aceh / WALHI Aceh Ingatkan PT Lhoong Setia Mining Segera Reklamasi Lahan

WALHI Aceh Ingatkan PT Lhoong Setia Mining Segera Reklamasi Lahan

Selasa, 29 November 2022 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +


[Foto: Dok Junaidi Hanafiah]


Kemudian dipertegas lagi pada ayat 7 disebutkan, saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat yang diolah sebagaimana pada ayat (6) wajib digunakan oleh penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana masukan dalam pengisian Formulir Kerangka Acuan.

“Jadi nelayan minta hitam di atas putih perjanjian tersebut agar ada pegangan bagi nelayan, tidak ada alasan pihak perusahaan tidak menyetujuinya,” sebut Om Sol.

Permintaan nelayan ada kesepakatan secara tertulis agar tidak merusak lingkungan bukan tanpa alasan. Berdasarkan hasil observasi ke lapangan, WALHI Aceh menemukan fakta lapangan terdapat sejumlah persoalan pasca eksploitasi tahap pertama. Salah satunya sungai Krueng Sob sudah dangkal dan biodiversity yang ada di sungai tersebut sudah hilang.

Lanjutnya, Om Sol mengatakan, sungai Krueng Sob hulunya melintasi langsung dari lokasi penambangan bijih besi tersebut dangkal akibat lumpur bekas eksploitasi menumpuk di hilir yang muaranya langsung ke laut, berjarak sekitar 2 kilometer dari lokasi operasi tambang bijih besi tersebut.

Sebelum beroperasi perusahaan PT LSM tersebut sejak 2006 lalu, sungai itu memiliki banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan nelayan dan bernilai ekonomi. Seperti ikan, kepiting, cue dan sejumlah biodiversity lainnya. 

Cue adalah sejenis keong yang hidup di rawa-rawa dekat laut. Bentuknya yang panjang dan berwarna hitam dengan isinya mirip dengan siput. Kuah Cue sejatinya mirip dengan kuah pliek, hanya saja isinya ditambah dengan cue dan menjadi masakan khas di Kecamatan Lhoong yang mudah didapatkan di warung nasi di kawasan tersebut hingga sekarang.

Om Sol menjelaskan, dengan dangkalnya sungai Krueng Sob, keberadaan cue maupun beragam biodiversity lainnya sudah punah karena diakibatkan oleh dampak dangkalnya sungai akibat lumpur dari lokasi eksploitasi bijih besi tersebut mengalir sampai ke hilir. Sehingga sungai dangkal dan berlumpur hingga ke muara yang berada di pantai Pasie Jantang.

Selain itu, kata Om Sol, berdasarkan foto udara yang WALHI Aceh peroleh lubang bekas tambang sebelumnya masih terbuka lebar, belum ada upaya dari pihak perusahaan untuk melakukan reklamasi. 

Selanjutnya »     Padahal ini merupakan suatu kewajiban se...
Halaman: 1 2 3 4
Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda