Ketum HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, Muhammad Fadli. [Foto: Ist]

DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Lhokseumawe-Aceh Utara akhirnya bereaksi terkait adanya desakan agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) dibubarkan.

Untuk diketahui, tagar Bubarkan MUI itu imbas dari Ahmad Zain An-Najah terkait dugaan terlibat tindakan terorisme yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada Selasa (16/11/2021). Ahmad Zain An-Najah diketahui merupakan anggota komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Untuk itu, HMI menilai jikapun ada personal MUI yang bermasalah bukan lembaga yang harus dibubarkan. "Kami menilai hastag bubarkan MUI yang viral itu tak berdasar, dan terlalu tendensius terhadap lembaga para ulama," kata Muhammad Fadli, Ketum HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, (21/11/2021).

Menurut Fadli, tidak seharusnya MUI yang harus menjadi kambing hitam dibalik oknum didalamnya yang bermasalah. "Kan pertanggungjawaban nya juga secara pribadi, bahkan yang ditangkap sudah dinonaktifkan, serta polisi juga bilang tidak ada kaitannya dengan MUI," ucapnya.

Fadli mengakui, posisi MUI merupakan lembaga yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, Indonesia masih menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, dan menjunjung Nilai-nilai agama. 

"Dan MUI lah sebagai Lembaga para ulama sebagai perawat agama dan bangsa di Indonesia ini, jadi masyarakat sangat butuh MUI," lanjutnya.

Menanggapi tagar pembubaran MUI, ketum HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara itu juga mengecam pihak-pihak yang berupaya memecah belah. 

Apalagi peran MUI sangat penting dalam kehidupan beragama, dan berbangsa, seperti juga pentingnya fatwa MUI terhadap sesuatu yang masih tidak jelas, memperjelas halal-haram, boleh atau tidak boleh.

"Dan kami (HMI) siap pasang badan jika ada pihak yang ingin bubarkan MUI, karena dahulu saat HMI ingin dibubarkan PKI, maka para ulama lah salah satu barisan terdepan membela HMI," pungkasnya. 

Intinya sebut Fadli, "Tidak ada untuk MUI dibubarkan," tandasnya. []