Sepakat Kembangkan Nilam, Pemkab Bireuen dan USK Jalin Kerja Sama
Font: Ukuran: - +
Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Bupati Bireuen, Dr. H. Muzakkar A. Gani, S.H., M.Si menandatangani MoU untuk kerja sama pengembangan nilam, Rabu (9/6/2021) di Balai Senat USK. [Foto: Humas USK]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Kabupaten Bireuen menandatangani MoU dengan Universitas Syiah Kuala (USK), Rabu (9/6/2021) di Balai Senat USK. Kedua pihak sepakat untuk bekerja sama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan komunitas, pendampingan penelitian, dan sebagainya. Namun, yang paling spesifik kerja sama dalam pengembangan nilam di Kabupaten tersebut.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng menyambut baik kedatangan Bupati Bireuen, Dr. H. Muzakkar A. Gani, S.H., M.Si beserta rombongan. Rektor berharap kerja sama ini bisa terlaksana secara optimal, menginggat nilam Aceh merupakan unggulan di dunia. Terlebih, USK memiliki Atsiri Research Center (ARC), pusat riset terbaik nilam yang ada di Indonesia.
"Sejak tahun 2016 dengan adanya ARC, banyak hal yang telah dilakukan USK. Tiga tahun terakhir, USK senantiasa membeli nilam dengan harga yang terbilang tinggi. Ini dilakukan agar semangat para petani tetap terjaga, serta produksi nilam dapat terus bertumbuh," kata Rektor USK.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Muhammad Nasir, SP MSM memaparkan, pihaknya telah menyiapkan 20 Hektar (Ha) untuk pengembangan nilam di Bireuen. Pihaknya mencanangkan Gampong Ie Rhop, Kecamatan Simpang Mamplam dan Gampong Pinto Rimba, Kecamatan Peudada sebagai lokasi pengembangan.
"Kami dan kelompok tani sudah siap. Kami harapkan bantuan masalah benih, untuk bibit varietas Lhokseumawe dan Tapaktuan," tutur Muhammad Nasir.
Merespon hal tersebut, Kepala ARC, Dr Syaifullah Muhammad MT mengaku siap. Hanya saja, pengembangan nilam tidak cukup hanya bibit. Perlu kesiapan infrastruktur, seperti tempat penyimpanan bibit. Karena itu, tim dari USK nantinya akan memberikan penyuluhan terlebih dahulu.
"Kita akan beri poin penyuluhan. Perlu ada infrastruktur sederhana, kayu, bambu, dam lain-lain. Karena tidak boleh kena matahari langsung. Nantinya petani semai dulu, dua minggu baru tanam ke tanah," jelas Kepala ARC.
Jika tak ada aral melintang, tanggal 14-17 Juni ini, tim dari USK langsung bergerak ke Bireuen. Kunjungan tim USK tersebut, guna mengambil sampel tanah di lokasi yang telah dicanangkan Pemeritah Kabupaten Bireuen bagi pengembangan nilam. Sampel ini akan diuji di USK.
"Sampel tanah nantinya akan diuji di Laboratorium Fakultas Perrtanian USK, untuk mengecek kandungan hara. Kalau tidak subur, ada langkah antisipasi, misalnya dalam 1 Ha perlu kompos 10 ton," terang Syaifullah Muhammad. [HU]