kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Rekam Jejak BAST di Aceh Layak Jadi Pusat Studi Kebencanaan

Rekam Jejak BAST di Aceh Layak Jadi Pusat Studi Kebencanaan

Selasa, 07 Desember 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Gedung ANRI Aceh. [Foto: IST] 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Keberadaaan UPT Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Aceh bukan hanya melakukan pendokumentasian dan pengawasan arsip tsunami. Akan tetapi, juga menyimpan dan melestarikan arsip tsunami yang jumlahnya mencapai lebih kurang 10 ribu meter linier dalam berbagai media, baik itu kertas, foto, CD dan lain sebagainya.

Kamis, 21 Oktober 2021 menjadi titik awal yang baru bagi Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST), hari itu, Pusat Studi Arsip Kebencaaan/Tsunami diresmikan oleh Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Gedung BAST, Bakoy, Aceh Besar.

Peresmian Pusat Studi tersebut ditandai dengan penandanganan Prasasti Oleh Kepala ANRI, Imam Gunarto, Kepala Pespustakaan Nasional, Syarif Bando dan Plt. Kepala Badan Kepegawain Negara, Bima Haria Wibisana.

Kehadiran Bima Haria kata Kepala ANRI menjadi spirit yang sangat kuat bagi BAST karena BAST yang sudah berdiri sejak tahun 2010 merupakan warisan dari kinerja Bapak Bima Haria saat beliau masih di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias.

BAST Aceh juga terbuka untuk umum, namun saat ini disebabkan masa pandemi maka pengunjung yang datang harus dibatasi.

Pasca bencana gempa dan tsunami 26 sesember 2004 di Aceh dan gempa bumi 28 Maret 2005 di utara pulau Nias, Sumatera Utara. Pemerintah membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias untuk memulihkan kembali kedua wilayah tersebut. Kegiatan BRR ini telah menciptakan berbagai jenis arsip yang tediri dari kertas, arsitektur, peta, foto, CD, Kaset dan Floppy disk.

Pasca pembubaran BRR pada 17 April 2009, Arsip Nasional Republik Indonesia mengumpulkan arsip-arsip BRR NAD-Nias. Arsip yang berjumlah sekitar 10,000 meter linier tersebut kemudian diserahkan oleh BRR NAD-Nias kepada Arsip Nasional Republik Indonesia untuk disimpan dan dilestarikan. Arsip yang diserahkan merupakan rekaman kegiatan proses rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan oleh BRR NAD-Nias selama 4 tahun membangun Aceh dan Nias pasca Tsunami dari tahun 2005 samapi 2009.

Untuk mempermudah penyimpanan, pelestarian dan pemanfaatan arsip tersebut, pada tahun 2009, Arsip Nasional Republik Indonesia melalui Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 09.A tahun 2009 membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Arsip Tsunami Aceh (BATA).

Seiring dengan perkembangan organisasi, Pada tahun 2017, berdasarkan Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia, BATA berubah menjadi Balai Arsip Statis dan Tsunami Aceh (BAST) dengan ruang lingkup yang lebih luas, yaitu pelestarian dan penyelelamatan arsip tsunami dan arsip lembaga vertikal yang ada di Aceh.

Pada tahun yang sama, Arsip Tsunami diakui sebagai Memory of the World (MoW) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) melalui joint nomination antara Indonesia dan Sri Lanka.

Pelestarian dan penyelamatan arsip tsunami bukan tanpa alasan, peristiwa Gempa Bumi dan Tsunami merupakan salah satu bencana kemanusian terdahsyat yang pernah terjadi di dunia. Arsip-arsip yang tercipta dari peristiwa tersebut tidak hanya memuat informasi tentang pembangunan infrastruktur pasca bencana tsunami dan gempa bumi, tapi juga pembangunan sosial budaya, ekonomi, Pendidikan, keuangan, adat istiadat, keagamaan masyarakat serta berbagai informasi lainnya.

Arsip-arsip tersebut memiliki nilai pembelajaran bagi masyarakat dunia dan menjadi sumber utama untuk penelitian tentang kebencanaan, kemanusiaan, pembangunan dan pengembangan teknologi penanggulangan bencana. Selain itu juga menjadi bukti sejarah dan menjadi rujukan bagi generasi sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Pusat Studi Arsip Kebencanaan/Tsunami merupakan salah satu Langkah untuk meningkatan akses dan pemanfaatan arsip-arsip tersebut sebagai sumber pembelajaran dan penelitian. Pusat Studi ini akan menjadi rujukan sumber informasi yang autentik dan terpercaya bagi para peneliti yang ingin memanfaatkan arsip-arsip tsunami yang tersimpan di Balai Arsip Statis dan Tsunami.

Pusat studi ini merupakan persembahan dari pemerintah pusat kepada masyarakat Aceh dan dunia, bukan untuk kepentingan pusat. Ini untuk kepentingan bersama terutama untuk masyarakat Aceh, hal ini agar tetap bisa melestarikan memori yang sudah terjadi kepada anak cucu untuk pembelajarannya di masa depan apabila terjadi sesuatu di kemudian hari, kita semua bisa lebih siap.

Di era transformasi digital yang begitu cepat, Pusat Studi yang baru lahir harus terus berpacu dengan waktu untuk memberikan akses arsip kepada masyarakat dengan mudah dan cepat. Karena itu BAST akan terus berupaya agar Pusat Studi ini nantinya dapat memberikan akses arsip secara online kapada masyarakat.

Selain itu, Balai Arsip Statis dan Tsunami juga akan terus mengembangkan Pusat Studi Arsip Kebencanaan/Tsunami sehingga menjadi pusat rujukan penelitian kebencanaan dan tsunami dengan melakukan kerjsama dengan berbagai perguruan tinggi, pemerintah serta lembaga penelitian baik dalam dan luar negeri sehingga arsip-arsip tsunami dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan penelitian kebencanaan.

Disamping itu, Balai Arsip Statis dan Tsunami saat ini juga terus meningkatkan fungsinya sebagai salah satu Lembaga kearsipan di daerah dengan melakukan monitoring dan akuisisi Arsip Lembaga Vertikal guna menambah koleksi khazanah arsip, melakukan pengolahan arsip dan memberikan pelayanan arsip kepada masyarakat. Kegiatan – kegiatan tersebut nantinya akan diselaraskan dengan perkembangan teknologi informasi yang modern, sehingga dapat membantu BAST dalam meningkatkan kinerja yang lebih maksimal, terutama dalam melayani public.

Sebagai Lembaga Kearsipan, BAST dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) bekerjasama dalam meningkatkan penyelenggaraan kearsipan di Aceh. Apalagi, BAST merupakan satu-satunya Satker Arsip Nasional yang ada di daerah. Sudah tentu, saling bekerjasama dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kearsipan.


Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda