Beranda / Referensi / Keberadaan Pustaka Ali Hasjmy Mendorong Budaya Literasi

Keberadaan Pustaka Ali Hasjmy Mendorong Budaya Literasi

Minggu, 15 Agustus 2021 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Sumber: Facebook museum Ali Hasjmy


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perpustakaan dan Museum Ali Hasjmy terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Geuceu, Banda Aceh, Pustaka dan Museum Ali Hasjmy cukup mudah dijangkau. Letaknya tak jauh dengan beberapa kantor pemerintah. Juga berdekatan dengan RS Fakinah. Pustaka Ali Hasjmy dulunya menjadi rumah pribadi Ali Hasjmy.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Tim Litbang Dialeksis.com, Sabtu (14 Agustus 2021). Adapun sedikit historis keberadaan Perpustakaan dan Museum Ali Hasjmy.

Pustaka itu berdiri dibawah Perpustakaan dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy (The Library and Museum of the Ali Hasjmy Educational Foundation).

Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy di resmikan pada tanggal 15 januari 1991 oleh menteri negara kependudukan dan lingkungan hidup RI. Bapak Prof. DR. Emil Salim di Banda Aceh dalam suatu upacara dan khidmat. Perwujudan bentuk dan berdirinya Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy di Banda Aceh, adalah suatu jawaban positif atas rintihan kalbu Ali Hasjmy yang dikenal sebagai salah seorang tokoh angkatan pujangga baru.

Hal itu terungkap dalam pidatonya yang peresmian yayasan ini sebagai berikut:

"Pada saat usia saya sudah senja, buku-buku, dokumen-dokumen dan benda-benda budaya yang telah bersusah payah mengumpulkannya puluhan tahun, membuat saya gelisah, mengganggu ketenangan tubuh saya, merepotkan keheningan malam sunyi saya dan membuat saya kadang-kadang tidak bisa tidur. ingatan; bagaimana nasib kekayaan saya itu setelah saya meninggal, akan dijualkah bagai barang loak atau akan di "dikilokan" untuk menjadi pembungkus barang-barang dagangan? keluhan batin seorang politikus, ulama, Sastrawan, Jurnalis dan pengarang dari Aceh ini.

Prof. Ali Hasjmy adalah juga seorang sastrawan sekaligus ulama Aceh yang pernah menjabat sebagai Gubernur Aceh pada 1957 hingga 1964. Di bidang pendidikan Ali Hasjmy merupakan tokoh pendiri Kopelma Darussalam yang di dalamnya terdapat dua Universitas besar yaitu Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry. Selain itu, dia juga pernah menjadi Ketua MUI Aceh dan Ketua Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh (LAKA).

Perpustakaan dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy mengoleksi sekitar 15.000 judul buku secara keseluruhan, di antaranya buku tentang sastra, Islam, politik, sejarah dan budaya, serta arsip-arsip lama yang berkenaan dengan Aceh tentang berbagai peristiwa yang terjadi masa itu.

Selain mengoleksi berbagai buku yang tertulis dengan bahasa Aceh, Indonesia, Inggris, dan Belanda, terdapat juga museum yang memamerkan benda-benda pribadi milik Ali Hasjmy, seperti kumpulan pedang dan benda-benda sejarah lainnya.  

Aneka koleksi terdapat di sini seperti buku sastra, filsafat, ekonomi, novel, pendidikan, kesehatan, biografi, hingga buku-buku umum lainnya. Koleksi pustaka sering menjadi referensi dan bahan kajian bagi mahasiswa, peneliti dan pengunjung dari mancanegara.

Ketika tim Dialeksis.com berkunjung beberapa waktu lalu, terlihat bangunan infrastruktur dan isi perpustakaan terawat dengan rapi dan memiliki ciri khas tersendiri. Namun, pustaka ini hanya buka setengah hari saja itu dan sepi akan pengunjung. Hal itu disebabkan kondisi pandemi Covid-19 salah satunya. Adapun jadwal pelayanan pustaka dibuka setiap hari Senin-Jumat dari jam 08.00-13.00 WIB.

Dahulu, gedung pustaka ini adalah kediaman rumah Ali Hasjmy, namun anak-anak beliau sepakat untuk membangun rumah baru di belakang pustaka yang dijadikan rumah singgah ketika mereka pulang. Anak Ali Hasjmy kini menetap di Jakarta dan hanya pulang jika ada acara atau hari ulang tahun bapaknya.

Kondisi pustaka dan museum tampak masih cukup terawat. Di ruangan tamu pustaka ada empat buah sofa yang biasa ditempati pengunjung untuk membaca buku. Di sisi kanan ada dua lemari buku berisi tulisan dan arsip ilmiah tentang budaya Aceh dan agama. Beragam buku ditulis dengan bahasa Aceh, Indonesia, Inggris dan Belanda. Di sisi paling kanan juga ada lemari berisi tas seminar dan baju dinas di masa jabatan Ali Hasjmy sebagai Gubernur Aceh. 

Jika dilihat dengan kasat mata, dari depan bangunan pustaka dan museum Ali Hasjmy tampak terlihat bersih dan masih khas dengan bangunan rumah zaman dahulu hingga bertambah indah dengan adanya tanaman-tanaman bunga dan beberapa tumbuhan.

Secara resmi pada tanggal 15 januari 1991 Ali Hasjmy secara penuh kerelaan dan keikhlasan, mengenakan pakaian adat Aceh di hadapan sekitar 500 tamu undangan menyatakan;

Setelah yayasan ini di resmikan maka kami telah mewakafkan kepada yayasan berupa harta kekayaan kami sebagai berikut :

1. Sepetak tanah hak milih seluas hampir 3.000 m2, yang terletak di jalan jenderal Sudirman 20 Banda Aceh.

2. Sebuah rumah tempat tinggal yang besarnya lumayan.

3. Sekitar 15 ribu jilid buku yang terdiri dari Bahasa Aceh, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lainnya.

4. Sejumlah besar dokumen-dokumen, naskah-naskah tua, benda-benda budaya, album-album photo dan berbagai makalah seminar yang bernilai sejarah/budaya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda