RAGUSA Aceh Gelar Pelatihan Barista Inklusi dan Juru Bahasa Isyarat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
Relawan Ganjar Sumatera Aceh (Ragusa-Aceh) menyelenggarakan Pelatihan Barista Dasar Inklusi dengan para trainer Normansyah Pan (Coffee Traveler), Dedy T. Zaimy (Founder Soeltan Coffee) dan Ayie Ramli (CEO 3KM Rumoh Kupi). [Foto: Auliana Rizky/Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional yang jatuh pada tanggal 23 September setiap tahunnya. Relawan Ganjar Sumatera Aceh (Ragusa-Aceh) menyelenggarakan Pelatihan Barista Dasar Inklusi dan Juru Bahasa Isyarat (JBI).
Pelatihan tersebut berlangsung dalam dua kelompok, di mana untuk kelompok difabel dilakukan pada tanggal 27-29 September 2023, selama 3 hari yang dilanjutkan dengan pelatihan bagi kelompok non-difabel pada tanggal 30 September sampai 1 Oktober 2023 selama 2 hari.
Adapun yang menjadi trainer pelatihan Barista merupakan para pelaku perkopian di Aceh yaitu, Normansyah Pan (Coffee Traveler), Dedy T. Zaimy (Founder Soeltan Coffee) dan Ayie Ramli (CEO 3KM Rumoh Kupi) yang dilaksanakan di Posko Ragusa Aceh, jalan Teuku Chik Thayeb Peureulak, No.4 (dulu Jalan Gabus), Lampriet, Banda Aceh. Sementara itu kegiatan pelatihan JBI akan menyusul satu minggu setelah kegiatan ini terlaksana.
Kegiatan yang bertujuan untuk ikut serta memberikan dukungan kepada kelompok difabel dalam bentuk lifeskill ini tidak hanya diikuti kelompok disabilitas, tetapi juga diikuti peserta non-difabel dari kelompok generasi muda dan millenial. Pelatihan dasar Barista diharapkan akan memberikan keterampilan dasar perkopian yang sangat diminati oleh generasi muda dan millenial dewasa ini yang ditandai dengan semakin tumbuhnya industri ini dalam berbagai bentuk dan segmen.
Sementara itu, training JBI dilakukan bekerja sama dengan Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin Aceh) karena melihat minimnya tenaga JBI di Aceh.
Koordinator Ragusa Aceh T. Baron Laksamana, menjelaskan saat ini di Aceh hanya memiliki satu orang tenaga JBI yang bersertifikat. Hal ini tentunya perlu keterlibatan berbagai pihak untuk mendukung dan memperkenalkan profesi ini yang diharapkan nantinya mampu memberikan kesetaraan dalam hal pemenuhan informasi dan keterlibatan kelompok difabel dalam berbagai kebijakan publik dan aspek legalitas yang mereka hadapi.
Ia juga menyampaikan, selain itu tentunya skill ini sangat baik dan mampu memberikan tambahan pendapatan bagi yang menguasainya dan meningkatkan pemahaman tentang keberagaman dan inklusi. Kedua kegiatan tersebut merupakan kepedulian Ragusa Aceh yang diadopsi dari kepedulian dan apresiasi Bakal Capres Pemilu 2024 mendatang, yakni Ganjar Pranowo bagi kelompok difabel dan generasi muda di Aceh, namun ada juga mahasiswa dari Afrika dan Philipina yang mengikuti kegiatan tersebut.
"Dalam kegiatan ini diharapkan dapat merangsang kreativitas serta inovasi kelompok difabel dan generasi muda yang ingin menciptakan peluang yang sama bagi semua individu tanpa memandang latar belakang atau kemampuan," ucapnya saat dikonfirmasi Dialeksis.com, Rabu (4/10/2023).
"Semoga pelatihan ini bisa membawa mereka pada peluang yang besar, terutama dalam pekerjaan, yang difabel juga dapat melatih skillnya di sini, jadi tidak ada perbedaan apapun," pungkasnya. [AU]