Polemik Konser Musik, Jamal Taloe: Harus Fair dan Objektif Agar Kami Nggak Jadi Pendosa
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Seniman perkusi Aceh dan pegiat event seni, Jamal Taloe. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pergelaran konser musik di Aceh akhir-akhir ini menjadi polemik. Soalnya Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengimbau agar sebaiknya konser musik ditiadakan saja di Bumi Serambi Mekkah.
Adapun pijakan yang dijadikan landasan oleh MPU Aceh ialah Fatwa No.12/2013 tentang Seni Budaya dan Hiburan Lainnya.
Menyikapi polemik ini, Seniman Perkusi Aceh (Rapa’i dan Geudrang), Jamal Taloe mengatakan, biar tidak terkesan diskriminatif seolah-olah hanya konser musik satu-satunya pertunjukan kesenian yang berpotensi terjadinya pelanggaran syariat, maka pihak berwenang harus memberikan klasifikasi bentuk kesenian seperti apa yang melanggar syariat.
“kalau pun boleh bikin pertunjukan kesenian, harus seperti apa sih ukurannya menurut pihak yang berwenang. Sehingga kami para pekerja seni dan pekerja event nggak bingung mana yang haram dan mana yang Halal,” ujar Jamal Taloe kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Senin (19/9/2022).
Selaku seniman yang sering membuat event seni, Jamal meminta polemik konser musik ini dipertegas, tolak ukurnya harus fair dan objektif.
“Kalo mau tegas ya boleh saja, tapi juga harus fair dan objektif, bukan hanya kesenian (konser musik) yang dijadikan tumbal seolah-olah sumber maksiat yang terjadi, ayo kita duduk bersama, ngobrol, sharing, semua pihak yang terkait, agar kami gak jadi pendosa di atas kesalahan Nanggroe ini,” pungkasnya.(Akh)