Beranda / Berita / Aceh / Peringati 16 HKTP, Aktifis Perempuan dan Anak Akan Gelar Aksi Long March Besok

Peringati 16 HKTP, Aktifis Perempuan dan Anak Akan Gelar Aksi Long March Besok

Sabtu, 07 Desember 2019 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Memperingati 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan yang diperingari sejak 25 November hingga 10 Desember, Flower aceh berserta jaringannya, Millennial Empowerment, Forum Anak Tanah Rencong, Sekolah Ham Flower Aceh, Koalisi Perempuan Indonesia, PKBI, SeIA, Pekka, KPI, Balai Syura, dan Komisi Kesetaraan KSBSI Aceh akan mengadakan aksi long march dan orasi pada hari minggu, 8 Desember 2019, di sepanjang area Car Free Day, Banda Aceh. 

"Aksi longmarch akan dimulai pada jam 7.30 dari titik Jambo Tape menuju arena panggung CFD Banda Aceh dengan melakukan orasi serta membawa alat kampanye yang berisikan himbauan, tuntutan, dan harapan yang beragam terkait dengan tema gerakan bersama aktifis perempuan Aceh 2019, "Stop kekerasan seksual dan perkawinan anak," sebut Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, (7/12/2019).

Lebih lanjut dia mengatakan kegiatan tersebut akan diwarnai dengan aksi diam. Peserta, sambung dia, akan berbaris memanjang menggunakan drescode warna hitam dengan mulut diikat dengan pita sambil memegang infosheet. Selain itu akan ada aksi theatrical, dimana 4 orang perempuan dengan representative yang berbeda terikat tangannya dan ditarik paksa. 

"Aksi ini juga diisi dengan pengumpulan tanda tangan bersama pada spanduk bertuliskan "Stop Kekerasan Seksual & Perkawinan Anak" untuk memberikan dukungan pada upaya penghentian kekerasan seksual dan pencegahan kasus perkawinan anak di Aceh," jelas Riswati.

Setiap warga yang menandatangani deklarasi 

Setiap warga yang menandatangani deklarasi ini, lanjutnya, akan mendapatkan akan mendapatkan1 buah jeruk secara cuma-cuma. 

"Pemilihan buah jeruk berwarna jingga (orange), merupakan warna simbolik yang dihubungkan dengan kampanye UN Women ‘orange the world’ yang menekankan warna jingga sebagai simbolis masa depan yang lebih cerah dan bebas dari kekerasan. Warna tersebut juga diartikan sebagai solidaritas untuk menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia," tuturnya.

Aksi longmarch ini, sambung dia, merupakan bagian dari rangkaian kampanye 16 HAKtP yang dilaksanakan oleh Flower aceh dan jaringan kerja-nya. Kegiatan pertama dimulai dengan nonton dan diskusi bertema akhiri kekerasan terhadap perempuan pada sabtu, 7 Desember 2019, series taklshow media, dan diskusi komunitas yang akan dilaksanakan di Banda Aceh, Pidie dan Aceh Utara. 

"Kampanye 16 HAKtP hari anti kekerasan terhadap perempuan merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Yang dimulai dari tanggal 25 November dan puncaknya pada 10 Desember," kata Direktur Eksekutif Flower Aceh ini.

Ia menjelaskan tujuan 16 HAKtP diantaranya, meningkatkan pemahaman publik mengenai kekerasan berbasis gender, gerak bersama lintas organisasi untuk memperkuat kerja-kerja penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, sebagai strategi dalam gerakan penghapusan kekerasan terhadap perempuan, dan mendesak pemerintah agar mengeluarkan legislasi serta kebijakan yang memihak korban. 

"16 HAKtP hendak mengingatkan bahwa kekerasan terhadap perempuan terjadi di seluruh dunia, kebisuan terhadap kasus-kasus kekerasan harus dipecahkan, dan dibutuhkan kepedulian bersama untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan," demikian Direktur Eksekutif Flower Aceh, Riswati.









Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda