kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Peredaran Senjata di Aceh, Apa Penyebabnya, Ini Kata Pengamat

Peredaran Senjata di Aceh, Apa Penyebabnya, Ini Kata Pengamat

Selasa, 02 November 2021 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur
Pengamat Politik dan Keamanan, Aryos Nivada. [Foto: Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Adanya beberapa kasus seperti perampokan, penembakan di Aceh akhir-akhir ini sering sekali menggunakan Senjata Api (Senpi). Tentu ini meresahkan masyarakat dalam keamanan.

Pengamat Politik dan Keamanan, Aryos Nivada mengatakan, munculnya fenomena kasus penembakan baru-baru ini. Hal itu menunjukkan bahwa ada permasalahan didalam urusan kemasyarakatan.

“Penyebabnya itu ‘Multi Dimensi’, jadi urusan kemasyarakatan itu pasti banyak hal yang perlu disorot, termasuk itu urusan kemiskinan, keterbatasan kegiatan, perselisihan, dan lainnya,” ucap Aryos Nivada yang juga Pendiri Jaringan Survei Inisiatif (JSI) kepada Dialeksis.com, Selasa (2/10/2021).

Hal ini, Kata Aryos, tidak bisa diklaim pada satu sebab, apa yang terjadi baru-baru ini. Tapi ini, menunjukkan bahwa, Internal ini, pemasalahan masyarakat itu sangat tinggi yang memang menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami ketidakstabilan secara kondisi sosial masyarakatnya.

Lanjut Aryos, dalam hal ini, tentu aparat penegak hukum melakukan pengawasan, karena hal itu, menjadi otoritas dan kewenangan secara tupoksi.

“Hanya saja tidak semua bisa diawasi dengan secara maksimal, karena memang lagi-lagi kita dihadapi pada keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan luas wilayahnya,” ujar Aryos Nivada yang juga Dosen Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (USK).

Sehingga, Kata Aryos, ini salah satu PR kita bersama yang memang tidak hanya menjadi tanggung jawab Aparat penegak hukum tapi masyarakat juga ikut andil didalam mengawasi kondisi keamanan setempat.

“Sehingga, lingkungan dan wilayah mereka terjaga dari tindakan-tindakan yang mengarah Anarkis, ataupun tindakan kriminalitas yang masif,” tambahnya.

Terkait masalah senjata dalam penembakan Dantim BAIS jenis SS1 V2, Aryos menjelaskan, memang senjata itu termasuk senjata canggih. Artinya, ini harus ditelusuri lebih jauh dan secara terbuka kepada publik.

“Jangan sampai ada aktor-aktor atau Institusi yang memang menyuplai atau meminjamkan kepada pihak-pihak tertentu dalam memuluskan tindakan-tindakan yang mengarah kepada tindakan kriminalitas,” tegasnya.

Menurutnya, jika ini ditelusuri senjata tersebut berasal darimana, ini juga akan memperbaiki terhadap pengelolaan stabilitas keamanan yang ada di Aceh

Terhadap kepemilikan senjata warga sipil, Kata Aryos, tentu ini tidak mudah. Karena harus melewati beberapa tahapan dan rekomendasi dari beberapa pihak. “Jadi warga sipil itu tidak mudah memiliki senjata api,” ucap Aryos.

Kalau umpamanya dikaitkan dengan konflik Aceh, Aryos mengatakan, ini harus ditelusuri lebih jauh oleh para penegak hukum atau yang punya andil untuk melakukan pengecekan terkait hal itu.

“Maka, apakah senjata masa konflik itu masih ada atau sudah tidak ada lagi. Nah, siapa yang punya otoritas dalam hal ini, tentunya pihak Kepolisian maupun Tentara dalam melakukan upaya-upaya memastikan agar senjata-senjata masa konflik itu tidak beredar lagi,” jelas Aryos.

Lebih lanjut, Aryos menambahkan, kalaupun masih ada senjata-senjata masa konflik, inikan menjadi suatu hal yang bagus untuk ditelusuri. Sehingga, ini memudahkan untuk mengontrol keadaan dari peredaran senjata yang memang sisa-sisa masa konflik yang digunakan pada tindakan-tindakan Kriminalitas. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda