Penyelam Lokal Temukan Jangkar Besar di Pulo Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Ambo
DIALEKSIS.COM | Aceh - Informasi dari penyelam lokal Banda Aceh, Tomi (35), mengatakan beberapa waktu lalu saat sedang menyelam melihat kondisi bawah laut di dekat dermaga Belanda, Pulo Aceh, tidak sengaja menemukan peninggalan arkeologi kapal tenggelam berupa jangkar berukuran besar bersama rantai yang masih melekat.
“Pada satu titik sekitar radius 1000 meter dari dermaga buatan Belanda, ada titik lokasi jangkar cukup besar dengan estimasi panjang sekitar 6 meter dan lebar 4 meter,” kata Tomi.
Tidak hanya itu, Hantu Laut (julukan Tomi) mengatakan pada bagian atas jangkar besar itu ada rantai yang besar.
“saya coba menelusuri arah rantai, berharap menemukan bangkai kapal, tapi ternyata rantai itu sudah putus. Saya menduga ada bangkai kapal yang tidak begitu jauh," tuturnya.
Kegiatan penyelaman yang dilakukan Tomi sudah rutin bersama tamu-tamu yang menyenangi selam, baik memakai scuba maupun alat snorkeling, menjelajahi surga bawah air yang ditawarkan Pulo Aceh. Usaha menyelam yang biasa dilakukannya seringkali mempertemukannya dengan tinggalan arkeologi bawah air, termasuk jangkar dan bangkai kapal.
Merespon hal itu, Nasruddin, Ketua LSM Puslit Arkeologi Aceh menyambut baik informasi adanya temuan awal jangkar dan rantai berukuran besar tersebut dan menyampaikan bahwa sejarah Aceh kaya akan tinggalan arkeologi bawah air.
“Pulo Aceh yang berhadapan dengan Pulau Sabang (Weh), dulunya, di masa Kesultanan Aceh merupakan salah satu rute perdagangan yang sangat sibuk. Jadi penemuan kapal tenggelam di area tersebut bukan hal yang mustahil, dan memang seharusnya ada karena rute kapal sejak zaman dulu," jelas Nasruddin.
Ia menyampaikan harapannya kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh agar merespon informasi awal ini.
“saya berharap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh merespon ini dan mengirimkan tim survei pendahuluan mengecek kebenaran keberadaan kapal sesuai laporan Tomi atau hantu laut," ujarnya.
Menurut Nasruddin, tinggalan ini dengan sendirinya menambah destinasi wisata bawah air di Aceh.
"Kita sudah punya kapal tenggelam bernama Sophie Rickmer di Pulau Sabang. Ditambah kapal tenggelam di Pulo Aceh, maka semakin memperkuat Aceh kaya akan tinggalan arkeologi bawah air," tutupnya. [AB]