Beranda / Berita / Dunia / Korban Tewas Capai 26 Orang Gegara Tanah Longsor di Manipur India

Korban Tewas Capai 26 Orang Gegara Tanah Longsor di Manipur India

Sabtu, 02 Juli 2022 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Tentara membungkus mayat korban tanah longsor di Noney, negara bagian Manipur, India. [Foto: Agui Kamei/AP Photo]


DIALEKSIS.COM | India - Hujan dan batu-batu besar yang jatuh telah menghambat tim penyelamat yang sejauh ini telah mengeluarkan 26 mayat dari puing-puing tanah longsor yang menyapu situs konstruksi kereta api di negara bagian Manipur, India timur laut.

Pekerjaan penyelamatan diperkirakan akan berlanjut selama beberapa hari di medan berbukit terjal di Noney, sebuah kota dekat ibu kota negara bagian Imphal, dengan sedikit harapan untuk menemukan korban selamat di antara 37 orang yang masih hilang sejak Rabu malam.

Pankaj Kavidayal, seorang petugas penyelamat, mengatakan 21 dari 26 orang yang dikonfirmasi tewas adalah anggota Tentara Teritorial.

Personel tentara telah memberikan keamanan bagi para pejabat kereta api karena pemberontakan bersenjata yang telah berlangsung selama beberapa dekade yang mencari tanah air yang terpisah untuk kelompok etnis dan suku di daerah tersebut.

Lebih dari 250 tentara, penyelamat dan polisi menggunakan buldoser dan peralatan lainnya terlibat dalam operasi di Noney. Mereka telah diperingatkan tentang lebih banyak tanah longsor yang dilaporkan di wilayah itu pada hari Sabtu (2/7/2022).

"Tiga belas tentara dan lima warga sipil telah diselamatkan dari puing-puing stasiun kereta api, tempat tinggal staf dan infrastruktur lain yang sedang dibangun," kata Kavidayal.

Ketua Menteri Manipur N Biren Singh mengatakan, situasi di lokasi tanah longsor masih serius dengan curah hujan dan cuaca buruk yang menghambat upaya penyelamatan

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim adalah faktor di balik hujan awal yang tidak menentu yang memicu banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hujan muson di Asia Selatan biasanya dimulai pada bulan Juni, tetapi hujan lebat melanda India timur laut dan Bangladesh pada awal Maret tahun ini.

Dengan meningkatnya suhu global akibat perubahan iklim, para ahli mengatakan musim hujan menjadi lebih bervariasi, yang berarti bahwa sebagian besar hujan yang biasanya turun sepanjang musim tiba dalam periode yang lebih singkat. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda