Pemuda Cinta Aceh Gelar FGD, Serap Aspirasi Masyarakat Cari Solusi untuk Sikapi Penyesuaian Harga BBM
Font: Ukuran: - +
Pemuda Cinta Aceh telaah penyesuaian harga BBM di dalam FGD. [Foto: ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dewan Pimpinan Pemuda Cinta Aceh (PCA) mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama lintas sektor kepemudaan dan mahasiswa Aceh, Sabtu (17/09/2022).
Acara yang bertajuk "Telaah Kebijakan Harga BBM" tersebut berlangsung di sebuah Cafe di Banda Aceh dengan menghadirkan Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang (diwakili) Aceh, Pakar Ekonomi dan aktivis.
Dalam pembukaan, Ketua Umum PCA, Sulthan Alfaraby, S.Si. mengatakan bahwa kegiatan ini untuk menanggapi kebijakan penyesuaian harga BBM yang telah diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanggal 3 September lalu.
"Tujuan dilaksanakan FGD ini adalah untuk mengantisipasi dampak negatif penyesuaian harga bbm dalam perspektif sosial ekonomi. Perlu adanya masukan dari para aktivis, akademisi dan stakeholder terkait untuk mengawal kebijakan negara agar lebih baik" ujarnya.
Pihaknya juga akan mengawal pemerintahan agar memerhatikan masyarakat yang terkena dampak penyesuaian BBM tersebut dalam bentuk aspirasi secara langsung.
Ada beberapa fokus isu yang dituangkan dalam kegiatan ini, salah satunya apakah BBM sudah menjadi prioritas penting dalam kehidupan masyarakat Aceh di tengah gempuran teknologi yang semakin pesat, salah satunya pemanfaatan energi listrik sebagai "cadangan" energi menggantikan BBM.
Percepat realisasi APBA dan APBK serta APBN di Aceh perlu segera terlaksana untuk antisipasi dampak inflasi ekonomi dalam menghadapi penyesuaian harga BBM. BLT tunai dampaknya kecil, APBA dan APBN segera realisasi untuk kestabilan ekonomi. Dihadapkan kemiskinan di Aceh. Selain itu penguatan terhadap UMKM di Aceh harus terlaksana agar ekonomi dapat terus bergerak.
Akibat dari dampak penyesuaian harga BBM, pemerintah pun kini memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang menyasar masyarakat ekonomi bawah. Namun hal tersebut hanya memanjakan masyarakat dalam jangka pendek. Sehingga harus ada solusi lain yang dapat menguatkan stabilitas ekonomi.
"Seharusnya pemerintah juga fokus memberikan BLT khusus mahasiswa, yang dalam hal ini juga merasakan imbasnya. BLT ini tentunya berbeda dari BLT yang saat ini sedang diberikan" ujar salah satu peserta yang berdiskusi.
"Harga minyak di Indonesia juga berpengaruh terhadap faktor global, salah satunya imbas perang Ukraina dan Rusia," ujar Dian Budi Dharma, ST., MT. selaku Kabid Migas ESDM Aceh.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa terjadi beban pemerintah semakin besar. Dikarenakan harga minyak dunia semakin meningkat sehingga subsidi pemerintah tidak mampu menutupi dampak dari kenaikan BBM.
"Sehingga kebijakan pemerintah yakni Pengurangan Subsidi BBM demi keadilan bukan sebaliknya. Dimana keadaan sekarang tidak tepat sasaran," tambahnya.
Pengamat ekonomi Aceh, Dr. Amri, S.E., M.Si. mengatakan bahwa tujuan negara adalah mensejahterakan rakyat Indonesia. Tujuan Pemda Aceh adalah mensejahterakan rakyat Aceh.
"Akibat kenaikan BBM yang paling berdampak pada sektor sosial ekonomi adalah terhadap koperasi dan UMKM. Terjadi inflasi, artinya kenaikan harga barang," ujar akademisi tersebut.
Beliau juga berpendapat bahwa daya beli masyarakat Aceh juga semakin berkurang karena kenaikan BBM. Namun kondisi tersebut tidak akan berlangsung lama dan masyarakat harus bangkit secara ekonomi.
"Realisasikan APBA, APBK. Karena masyarakat mendapatkan uang dari perputaran ekonomi," tegasnya
Ketua Kaukus Peduli Aceh (KPA) mengungkapkan bahwa kenaikan BBM menyebabkan inflasi. Aceh sangat bergantung dengan Medan, telur kita impor dari Medan.
Pihaknya juga mengatakan bahwa rakyat Aceh sangat tergantung pada APBA Aceh. Karena itu satu satunya keran yang bisa dirasakan Rakyat Aceh. Karena kita minim industri di Aceh, perlu adanya langkah pembangunan investasi di Aceh agar masyarakat Aceh dapat terbantu secara ekonomi. " tutupnya.
FGD ini berlangsung interaktif dan diakhiri oleh panitia dengan sesi foto bersama hadirin dalam kegiatan tersebut.[]