Pemuda Banda Aceh Dilatih Strategi Permodalan Dalam Usaha Perikanan
Font: Ukuran: - +
Puluhan pemuda Banda Aceh dilatih dan dibekali secara langsung untuk siap mengembangkan usaha pengembangan sektor perikanan budidaya di Banda Aceh yang pada notabenenya memiliki lahan yang relatif sempit. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Puluhan pemuda Banda Aceh dilatih dan dibekali secara langsung untuk siap mengembangkan usaha pengembangan sektor perikanan budidaya di Banda Aceh yang pada notabenenya memiliki lahan yang relatif sempit.
Berdasrkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Minggu (31/10/2021), Pelatihan yang dilangsungkan selama 3 (tiga) hari itu melatih para pemuda di Banda Aceh mengupas secara detail mulai dari strategi mendapatkan permodalan, pembentukan kelompok usaha, teknik budidaya di lahan sempit, teknik pembuatan proposal hingga aspek pemasaran.
Direktur LKMS Mahirah Muamalah dalam penyampaian materinya menyampaikan, bahwa banyak sumber permodalan yang dapat diperoleh oleh para pemuda untuk memulai dan mengembangkan usahanya, baik melalui bantuan pemerintah, pinjaman lembaga keuangan dan swasta hingga dengan cara-cara lainnya. Khusus untuk pinjaman tentunya diharapkan harus terbebas dari riba dan menganut sistem syariah yang tidak membebani secara pembagian hasilnya.
"Dalam mengajukan permohonan pembiayaan kita harus mancari tahu terlebih dahulu informasi mengenai beberapa lembaga keuangan yg akan kita ajukan permohonan pembiayaan. Kemudian, kita harus siap dalam melengkapi syarat dan administrasi umum yang diminta oleh lembaga keuangan seperti KTP, KK, Buku nikah bagi yg sudah berkeluarga, surat keterangan usaha dan beberapa persyaratan lainnya seperti agunan, dan lain-lain," papar Mufied saat mengisi materi Pelatihan Perikanan Budidaya yang bertempat di Aula Kantor Camat Ulee Kareng, Sabtu (30/10/2021).
Di samping itu, kata Mufied, kita juga harus membuat list kebutuhan yg dibutuhkan untu pengajuan pembiayaan yang tentunya sesuai dengan kebutuhan real di lapangan. "Khusus untuk calon debitur di lembaga keuangan seperti LKMS Mahirah, tentunya juga harus menganalisa terlebih dahulu kemampuan bayar cicilan yang kita ambil dengan mengukur berapa penghasilan atau pemasukan dikurangi semua beban atau biaya yang harus kita keluarkan agar tidak terjadi kekeliruan atau persoalan ketika pembiayaan telah dicairkan nantinya. Dengan begitu, kita akan mampu menyelesaikan pembiayaan dengan lancar ke depannya,"paparnya.
Sementara itu, enterpreneur muda bidang perikanan, Rizal Aiyub SE menjelaskan tentang peluang dan analisa potensi usaha perikanan di Banda Aceh.
"Melihat letak Banda Aceh yang sangat strategis, memiliki pesisir laut, memiliki potensi sebagai wilayah kunjungan banyak orang, maka Banda Aceh besar sekali potensi yang berkaitan dengan kuliner yang sangat erat kaitan dengan perikanan sebagai menu utama untuk di sajikan kepada wisatawan yang berada di Banda Aceh. Tentunya dengan kondisi ini perlukan ketersediaan ikan yang rutin, baik ikan tawar atau laut yang di kelola secara khusus agar ketersediaan ikan di Banda Aceh tetap stabil dan kontinyu," ujarnya.
Tak sebatas strategi permodalan dan analisa usaha, peserta juga dilatih untuk mampu membuat proposal usaha khususnya di bidang perikanan oleh pegiat sosial, Firman Hadi, SP.
"Pembuatan proposal usaha sangat lah penting , terutama untuk mempermudah akses permodalan usaha. Gagasan usaha yang kreatif dapat dituangkan dalam bentuk proposal, sehingga pihak yang nantinya membantu baik pemerintah maupun swasta dapat memahami gagasan kreatif yang dimiliki para pemuda," ujarnya.
Firman Hadi juga memberikan simulasi hingga praktek pembuatan proposal kepada para peserta pelatihan, sehingga membuka wawasan peserta untuk menuangkan gagasan dan ide kreatif usahanya di dalam bentuk tulisan.
Di hari sebelumnya, Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Banda Aceh Dr Drs Samsul Bahri juga mengupas persoalan manajemen pembentukan kelompok usaha perikanan. Tak sebatas itu, Dosen Manajemen Pemasaran USK Fakhrurrazi Amir SE MM juga memberikan tips-tips kepada peserta agar mudah dalam memasarkan produk hasil perikanan.
"Insya Allah peserta juga dibekali dengan teknik budidaya ikan di lahan sempit, hingga turun ke lapangan (praktek) untuk melihat langsung bagaimana metode yang dapat digunakan agar tetap dapat membudidaya Ian meski di lahan sempit. Semoga pemuda Banda Aceh tetap produktif dan manfaatkan peluang yang ada meskipun dihadapkan dengan keterbatasan lahan yang tersedia," pungkas Ketua Yayasan Aceh Kreatif Delky Nofrizal Qutni sebagai penyelenggara Pelatihan. []