Menginspirasi, Kisah Indomie Ceker Melotot Binaan BMA yang Beromset Puluhan Juta
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebuah stand berukuran 2 x 3 meter disambung dua dan berornamen merah itu sedang dikerumuni pembeli. Seorang wanita bersama suami dan beberapa karyawan lainnya terlihat sibuk melayani pelanggan di siang itu.
"Alhamdulillah terjual 200 hingga 350 cup setiap harinya. Apalagi saat ada acara seperti ini," buka Devy Susanti, sang Owner Indomie Ceker Melotot saat ditemui Dialeksis.com di lapak sekitaran Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Sabtu (30/11/2019).
Dia mengungkapkan, usaha Indomie Ceker Melotot yang digeluti bersama suaminya itu kini beromset puluhan juta per bulannya.
"Alhamdulillah juga sudah bisa mempekerjakan 14 karyawan sejauh ini," tambah Devy.
Tidak tanggung-tanggung, Devy menyediakan 30 menu di sana. Punya khas pedas, Indomie Ceker Melotot dan Baby Cumi jadi menu unggulan yang laku keras setiap harinya.
"Jadi setiap hari itu kita jual menunya beda-beda. Supaya ada variasi gitu," kata Devy sembari melipat tangannya mantap di atas meja.
Lapak Indomie Ceker Melotot di sekitaran Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Sabtu (30/11/2019). [Foto: Sara Masroni/Dialeksis.com]Memulai usaha pada akhir 2017 lalu, Devy belajar banyak soal inovasi dan sakitnya jatuh bangun dalam merintis usaha dahulu.
"Awalnya saya itu jual daster pada tahun 2015, kemudian karena sering ngumpul dan masak sama teman-teman, mereka rekomendasi gitu," cerita Owner Indomie Ceker Melotot mengawali karirnya merintis usaha bersama sang suami.
"Kebetulan saya juga suka masak, kemudian saya sering diminta order gitu untuk acara-acara tertentu. Tapi dulu sistemnya bukan buka lapak, melainkan dari mulut ke mulut," tambahnya.
Akhirnya Devy pun memutus berhenti jualan daster dan buka toko usaha Ceker sendiri pada tahun 2017 lalu.
Namun hingga usaha sebesar ini, sang owner tidak pernah luput dari peran Baitul Mal Aceh (BMA) dalam merintis usahanya dulu.
"BMA bantu kami sejak awal merintis usaha daster dulu. Mereka membantu tanpa pamrih, selain membimbing, memberi semangat dan meyakinkan bahwa usaha ini akan besar nantinya, BMA juga membantu modal usaha buat saya," kenang Devy melewati masa-masa sulit dahulu.
BMA membantu usaha Devy dari modal Rp 3 juta hingga Rp 10 juta. Menurut Owner Indomie Ceker Melotot ini, selain jelas dan dapat bimbingan, modal usaha dari BMA sangat terasa berkahnya.
"Teman-teman yang punya kemauan usaha tetapi terkendala modal, coba deh ke kantor (BMA), insya Allah ada solusi," ucap Devy mantap.
Ia juga berpesan kepada para pengusaha muda yang baru merintis bisnisnya agar tidak mudah menyerah pada keadaan dan terus berinovasi.
"Saat sepi pelanggan, saat down, coba berkreasi. Coba hal-hal baru, dan kita bisa belajar semua itu di YouTube dan sebagainya," pesan Devy saat ditanya prinsip bisnisnya hingga bertahan sebesar ini.
"Kemudian dalam usaha kita ada hak orang lain juga. Makanya keluarkan hak mereka dengan wajib berzakat. Tidak membayar zakat, sama halnya dengan mengambil hak orang lain," ajak Devy kepada para pengusaha muslim, terutama di Aceh.
Kemudian menurutnya, jangan takut bersaing dengan orang lain sebab setiap manusia punya khas masing-masing yang tidak bisa ditiru oleh siapapun.
"Rezeki sudah diatur sama Allah, tugas kita adalah berusaha menjemputnya," pungkas Devy.
Menu Indomie Ceker Melotot D'Devy ini dijual kisaran Rp 20-an per cup-nya. Bisa dipesan melalui jasa delevery online dan Ojol di sekitaran Banda Aceh dan Aceh Besar melalui Instagram sang owner @devy.dean.
Begitulah perjalanan seorang wanita sekaligus ibu dua anak asal Desa Punge Jurong, Kecamatan Meuraksa, Banda Aceh ini.
Bersama suaminya, Andriansyah, merintis usaha dari modal ratusan ribu saja hingga kini beromset puluhan juta rupiah. Semangat dan kegigihan Devy diharapkan bisa menginspirasi banyak orang ke depan. (sm)