Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, M Ariffandi. [Foto: Ist]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) mengeluhkan pihak rektorat yang tergesa-gesa dalam melakukan migrasi BPJS tanpa adanya sosialisasi terdahulu.  

Hal ini disampaikan oleh Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Muhammad Ariffandi kepada Dialeksis.com, di Banda Aceh, Senin (30/1/2023).

"Menanggapi surat edaran tersebut, mahasiswa dituntut melakukan migrasi BPJS terkesan sangat tergesa-gesa tanpa adanya sosisalisasi dari pihak Rektorat terlebih dahulu," ujarnya.

Arifandi menambahkan akibat keluarnya surat edaran tersebut, banyak mahasiswa yang memiliki keluhan, salah satunya lokasi domisili mereka dengan lokasi Klinik Pratama yang berjauhan.

Dirinya menyayangkan narasi yang tercantum dalam Surat Ederan nomor 270/UN11/KM.01.02/2023 yang dibawahi oleh Wakil Rektor 3 USK yang tertera pada poin ke-5 “Apabila sampai dengan tanggal 30 Januari 2023 belum dilakukan pemindahan, mahasiswa tidak dapat mengakses absensi kelas”.

"Secara tidak langsung, BPJS mahasiswa harus dialihkan ke Klinik Pratama," ujarnya.

Arifandi menambahkan kebijakan yang diambil oleh Rektorat merupakan kebijakan sepihak dikarenakan tidak adanya kepengetahuan dari pihak Klinik Pratama terkait surat edaran tersebut.

Senada dengan demikian, Ketua BEM Fakultas Kedokteran Gigi USK, Mohd. Fakhriza Naufal mengatakan kebijakan ini belum tepat dilakukan dikarenakan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak rektorat belum menyeluruh.

"Ini menjadi problematika bagi mahasiswa USK," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syiah Kuala memenuhi undangan Klinik Pratama dalam rangka sosialisasi Migrasi BPJS di lantai 2 Gedung Klinik Pratama, Banda Aceh, (30/1/2023).

Forum dipimpin oleh dr. Syahrizal, M.Si., Sp.KKLP selaku perwakilan dari Klinik Pratama dan didampingi oleh beberapa staf Klinik Pratama.(NH)