DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Komisi Independen Pemilihan (KIP) menggelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan 2 ( DPTHP-2) menjelang pemilihan Legislatif dan pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden 2019 di Aula lantai IV Gedung A Pemerintah Kota Banda Aceh pada Senin (10/12) sekira pukul 10.00 WIB.

Dari hasil Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan 2 ( DPTHP-2) yang dipaparkan oleh Komisioner , tercatat 90 Desa di seluruh Kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh, 592 TPS, 157.421 daftar pemilih tetap yang terbagi dari 77.402 pemilih laki-laki dan 80.019 pemilih perempuan untuk pemilu 2019.

Rapat tersebut resmi dibuka oleh Ketua KIP Banda Aceh, Indra Milwady didampingi Sekretaris Rahmad Sadli dan Komisioner Kota Banda Aceh lainnya.

Rapat itu diikuti oleh unsur Muspida, Muspika, komisioner Panwaslih Kota Banda Aceh, anggota PPS, PPK, Panwascam, dan tim pemenangan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden kedua pasangan dan dihadiri oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman diwakili oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin, Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadilah, Mahasiswa dan seluruh tamu undangan lainnya.

Dalam wawancaranya, Indra mengatakan ada pengurangan dari yang hasil rekapitulasi sebelumnya sebanyak 463 jiwa. Dikatakan, pihaknya juga menerima banyak masukan-masukan dari masyarakat maupun dari PPS dan pihak lainnya terkait pengurangan tersebut. 

Pengurangan itu, lanjutnya, karena sebagian dari daftar pemilih tetap ada yang meninggal, dan sudah tidak lagi menempati atau menjadi pemilih di wilayah pemilihan Kota Banda Aceh serta adanya pemilih ganda dari luar negeri. 

"Ya, jadi pada rapat pleno penetapan DPTHP-2 Perbaikan ini, kita menetapkan DPTHP-2 itu sebanyak 157.421 pemilih untuk Pemilu 2019 dalam Kota Banda Aceh. Ini berkurang sebanyak 463 (pemilih) dari yang kemarin (Hasil Pleno Sebelumnya)," ujarnya kepada awak media, Senin (10/12) di Aula Gedung setempat.

Indra melanjutkan, "Pengurangan itu ada yang meninggal, ada yang pindah, ada yang ternyata pemilih ganda dari luar negeri. Jadi kalau pemilih ganda dari luar negeri itu, maka kalau dia memilih di luar negeri, itu kita hapus dari DPT, tapi kalau dia memastikan memilih di Banda Aceh maka tetap kita pertahankan dalam DPT, itu makanya ada penyebab pengurangan-pengurangan angka," tandasnya. (saf)