Beranda / Berita / Aceh / Ketika Nasir Djamil harus bertarung di Dapil Rock N Roll

Ketika Nasir Djamil harus bertarung di Dapil Rock N Roll

Selasa, 05 Maret 2019 14:17 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Daerah Pemilihan atau disingkat dapil,  merujuk kepada batas wilayah atau jumlah penduduk yang menjadi dasar penentuan jumlah kursi yang diperebutkan serta dasar penentuan jumlah suara untuk menentukan calon terpilih dalam pemilihan Umum di Indonesia.

Untuk konteks Aceh, terdapat dua Dapil untuk tingkat DPR RI. Yaitu Dapil Aceh 1 meliputi Banda Aceh, Sabang, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Simeulue, Abdya, Aceh Selatan, Subulussalam, Singkil, Aceh Tenggara dan Gayo Lues.

Kemudian Dapil Aceh II terdiri dari Bireuen, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang.

Dibandingkan Dapil I, Dapil II dikenal sebagai dapil yang ketat. Tiga kabupaten di Dapil II dikenal sebagai basis Gerakan Aceh Merdeka atau GAM ketika konfilik dulu, yaitu Aceh Utara, Aceh Timur dan Bireun.

Tidak heran kemudian beberapa pentolan GAM yang bergabung di Partai Aceh kemudian mengandalkan Dapil II sebagai basis suara untuk dapat berlenggang ke senayan.  Praktik itu terbukti berhasil pada Pileg 2014 ketika dua kader Partai Aceh, Fadhullah dan Khaidir Abdurrahman, masuk ke Senayan lewat Partai Gerindra. Berkat aliansi dengan Partai Aceh pula Gerindra berhasil menjadi peraih suara terbanyak di Provinsi Aceh untuk kursi DPR RI.

Tidak hanya itu, Dapil II juga semakin ketat ekses dari majunya sejumlah petahana di dapil tersebut. lain. Minus Khaidir, lima anggota DPR RI periode 2014-2019 kembali maju dari Dapil Aceh II.

Diantaranya adalah Tagore Abubakar (PDIP) , Firmandez (Golkar), Muslim (Demokrat), Zulfan Lindan (Nasdem) dan Anwar Idris (PPP).

    

Pertarungan Sengit di Dapil Rock N Roll

M. Nasir Djamil, Politisi PKS yang telah tiga periode duduk di DPR RI melalui Dapil I kini harus menerima tantangan untuk berganti dapil pada Pemilu 2019.

Nasir yang sebelumnya telah memiliki massa di Dapil I, kini mencoba peruntungan dengan berjuang mewakili konstituen di Dapil II. Nasir sendiri kepada media beberapa waktu lalu mengakui bahwa memang tidak mudah bertarung di dapil ini.

Seperti dikutip RMOL.CO, Pria yang masa remajanya sempat menjadi vokalis band Rock ini mengaku di Dapil II Aceh ini lebih keras pertarungannya. Apalagi dirinya kalau istilah petani tidak pernah membajak, menanam dan memanen padi di sana.

"Sekarang saya ditugaskan di Dapil Aceh II,  jadi ini tantangan juga buat saya. Tantangannya karena ini daerah baru dan Dapil Aceh II ini juga disebut-sebut sebagai daerah rock n roll, jadi emang banyak harus goyang dikit karena bergoyang dengar lagu-lagu bergenre rock n roll," selorohnya.

Karena sudah tiga kali menang di Dapil Aceh I, pindahnya Nasir ke Dapil Aceh II banyak diapresiasi oleh para caleg dari partai lain di Dapil Aceh I.

Meski demikian dirinya yakin selama masih memiliki modal sosial yang kuat maka dimana pun tempat bisa berhasil. Hal itu sudah dibuktikan olehnya setelah tiga periode menjadi anggota DPR RI.

Seperti dikutip Antara, Nasir mengatakan komunikasi intensif dengan konstituen menjadi kunci utama mencapai laporan kinerja sukses dan memuaskan sebagai wakil rakyat.

Politisi yang hampir sebulan dua kali turun ke lapangan mendengar aspirasi masyarakat ini mengatakan melalui konstituen maka segala keluhan dan permasalahan diketahui sehingga dapat diupayakan membantu menyelesaiakannya.

PKS Aceh sendiri menargetkan meraih hasil maksimal pada pemilu 2019 ini.  Ketua DPW PKS Aceh Ghufran Zainal Abidin, sempat menyatakan  kepada awak media pada tahun 2017 lalu partainya menargetkan paling sedikit meraih 4 kursi di DPR RI,  10 kursi di DPRA dan untuk setiap kabupaten/kota  satu fraksi. (PD)



Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda