DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Atsiri Research Center Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Syaifullah Muhammad mengatakan, kajian penggunaan ganja untuk keperluan medis patut didukung karena sudah banyak negara yang melakukannya. 

Hal itu merespons pernyataan Wakil Ketua Komisi IX PR Charles Honoris yang menyatakan Indonesia harus memulai kajian penggunaan ganja untuk kepentingan medis. 

“Menurut saya, banyak komponen aktif daun ganja yang bermanfaat untuk kesehatan, jika THC yang bersifat psikotropika bisa dipisahkan,” jelasnya kepada Dialeksis.com, Selasa (28/6/2022). 

Syaifullah menjelaskan pemanfaatan ganja untuk keperluan medis harus dilakukan dengan kontrol yang ketat agar tidak terjadi penyalahgunaan. 

Untuk itu, kata dia, perlu regulasi yang mengaturnya dengan melibatkan para ahli.

Ia menyarankan, agar pemangku kepentingan duduk bersama membicarakan persoalan ini, agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat untuk kepentingan nasional sekaligus bisa melindungi semua lapisan masyarakat.

Saat ini, terdapat lebih dari 50 negara yang telah memiliki program ganja medis, termasuk negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. [NOR]