kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Jurnalis Bireuen Ikut Pelatihan Digital Security

Jurnalis Bireuen Ikut Pelatihan Digital Security

Kamis, 16 Maret 2023 23:50 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak
Foto: Ist.

DIALEKSIS.COM | Bireuen - Belasan wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh mengikuti pelatihan Digital Security atau keamanan platform Digital yang bertempat di Optimum Cafe, Kamis (16/3/2023).

Pelatihan tersebut merupakan Program AJI Indonesia bertujuan agar anggota AJI memahami bagaimana mengamankan platform media dari serangan siber.

Ketua AJI Bireuen Bahrul Walidin mengatakan, kegiatan pelatihan Digital Scurity tersebut difasilitasi AJI Indonesia dengan dukungan Google News Initiative yang merupakan tindak lanjut dari Training of Trainer (ToT) Digital Safety di Jakarta, pada pertengahan Februari 2023 lalu, yang diikuti sekitar 20 perwakilan AJI di Indonesia.

"Pelatihan Digital Security agar jurnalis bisa memahami bagaimana keamanan digital, dan tidak menimbulkan kerugian akibat serangan di dunia maya," ujarnya.

Bahrul berharap Anggota AJI Bireuen agar mengikuti kegiatan tersebut dengan serius yang disampaikan oleh Nara sumber.

"Saya harapkan kepada teman-teman agar materi pelatihan disampaikan nara sumber, dapat diserap dengan baik dan dapat menambah wawasan," kata Bahrul Walidin.

Sementara itu Sekretaris AJI Lhokseumawe Jafaruddin yang menjadi pemateri dalam pelatihan tersebut memaparkan konsep dan bentuk serangan digital pada jurnalis, Keamanan perangkat, Mengelola identitas, Keamanan komunikasi dan mitigasi liputan berisiko. 

“Serangan digital ini bisa juga menjadi serangan fisik, termasuk serangan kasar maupun serangan halus, maka menyarankan para jurnalis untuk jeli dalam memilih dan mengelola peramban (browser) termasuk memastikan keamanan password,” kata Jafaruddin.

Jafaruddin menyebutkan menguatnya penggunaan internet dan perangkat digital juga membuka pintu akan terjadinya serangan digital. Tujuannya untuk merusak dan mencuri data, hingga menyerang pribadi seseorang di dunia maya.

"Salah satu kelompok rentan terhadap serangan digital adalah jurnalis. Ini tak lain, lantaran profesi mereka menuntut penyampaian fakta ke hadapan publik. Disisi lain, ada pihak yang merasa gerah dengan penyampaian fakta tersebut," tuturnya.

Jafaruddin juga menekankan soal penggunaan password dan mengelola identitas diri. jurnalis harus menggunakan password berbeda untuk setiap akun media sosial dan perangkat digital mereka. Agar lebih aman, pola-pola tersebut mesti kombinasi antara kalimat, angka, dan simbol.

"Ini sering diabaikan. Kadang satu password untuk semua medsos. kalau begitu, bisa jebol semua medsos kalau password satu ketahuan," ungkapnya

Di akhir sesi, Jafaruddin berharap peserta dapat segera mengelola dan menerapkan keamanan digital. Ini tak lain demi keamanan dan kenyamanan mereka sendiri dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya. [FAJ]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda