Beranda / Berita / Aceh / Irwandi: Lima Tahun Angka Kemiskinan Aceh 11,43 Persen

Irwandi: Lima Tahun Angka Kemiskinan Aceh 11,43 Persen

Minggu, 07 Januari 2018 23:20 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : puh

DIALEKSIS.COM, BANDA ACEH - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf memastikan angka kemiskinan Aceh akan menurun dari 16,43 persen menjadi 11,43 persen.

Saat memimpin rapat pembahasan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) tahun 2017-2022, para November 2017 lalu, gubernur Irwandi mengakui Pemerintah Aceh memiliki cukup banyak target-target yang harus dicapai. Seperti mengentaskan kemiskinan, menurunkan angka pengangguran, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Meskipun angka kemiskinan Aceh masih di atas rata-rata nasional, saya yakin dapat diturunkan," ujar Irwandi optimis.

Pemerintah Aceh, katanya, berupaya menurunkan angka kemiskinan  melalui pembukaan lapangan kerja, serta pembangunan rumah dhuafa. 

Untuk menyerap angkatan kerja diupayakan kehadiran investor untuk berinvestasi di Aceh. "Karena kemiskinan berkait erat dengan pengangguran.  Begitu juga pendidikan, kesehatan, dan sebagainya," jelas Irwandi Yusuf.

Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Azhari, menjelaskan proses penyusunan RPJM Aceh menggunakan database sehingga benar-benar terukur berapa capaiannya.

Dia mengakui, selama ini perencanaan belum masuk ranah audit. Maka sekarang harus dilakukan audit untuk mengetahui sejauhmana perencanaan itu teralisisasi..

RPJM Aceh 2017-2022 yang akan diserahkan ke DPRA, menurut Azhari, sudah sinkron dengan visi-misi Gubernur Aceh periode 2017-2022. Begitu juga dengan anggaran untuk SKPA-SKPA yang sesuai dengan RPJM.

"Jadi ke depan kita tidak lagi bagi-bagi anggaran ke semua SKPA seperti pola selama ini, tapi anggaran untuk SKPA kita berikan sesuai dengan program kegiatan yang sesuai dengan terwujudnya visi-misi gubernur," tegasnya.

 

                                                               Data Kemiskinan Aceh

Pada Maret 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Aceh mencapai 872 ribu orang (16,89 persen), bertambah sebanyak 31 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2016 yang jumlahnya 841 ribu orang (16,43 persen).

Persentase penduduk miskin di daerah  perkotaan sebesar  0,32 persen (dari 10,79 persen menjadi 11,11 persen). Sedangkan di daerah perdesaan mengalami peningkatan 0,57 persen (dari 18,80 persen menjadi 19,37 persen).

Komoditi makanan menjadi penyebab tersbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan di Aceh. Sedangkan untuk komoditi bukan makanan seperti biaya perumahan, bensin, dan listrik. 

Sementara, indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)  mengalami penurunan dari 3,062 pada September 2016 menjadi 2,978 pada Maret 2017. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan dari 0,867 menjadi 0,807 persen.

Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Aceh yang diukur oleh Gini Ratio, pada Maret 2017, tercatat sebesar 0,329. Angka ini menurun sebesar 0,012 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,341. 

Distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 20,33 persen pada Maret 2017. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 19,08 persen,sementara untuk daerah perdesaan angkanya tercatat sebesar 22,07 persen. (sumber media online/ aceh.bps.go.id)

Keyword:


Editor :
Ampuh Devayan

riset-JSI
Komentar Anda