Beranda / Berita / Aceh / Ir Tanwier: Anjlok Harga Tomat Bener Meriah Dipicu Panen Raya Bersamaan Daerah Lain

Ir Tanwier: Anjlok Harga Tomat Bener Meriah Dipicu Panen Raya Bersamaan Daerah Lain

Jum`at, 13 Agustus 2021 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Ir. Mohd. Tanwier, MM. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pernyataan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, yang dimuat oleh beberapa media yang menyatakan anjloknya harga tomat di Kabupaten Bener Meriah disebabkan oleh kurangnya kualitas dan waktu panen tomat yang bersamaan. Lebih spesifik, yang bersangkutan menyatakan bahwa tomat Bener Meriah lebih asam dan cepat busuk.

Hal ini mendapati respon dari Wakil Ketua DPR Aceh, Hendra Budian, S.H. beberapa, Kamis (12/08/2021).

Mendapati hal tersebut kemudian Dialeksis.com, Jumat (13/08/2021) menghubungi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh, Ir. Mohd. Tanwier, MM melalui via telepon untuk mengklarifikasi hal itu.

Dirinya mengatakan, harga tomat di Aceh tengah bisa anjlok karena disaat panen bersamaan antara Bener Meriah dan Medan.

“Tomat di Aceh Tengah anjlok, harga tomat di Bireuen sebesar Rp 8 ribu sampai Rp 9 Ribu, bahkan di Pidie Jaya Rp 10 Ribu, intinya hampir rata Aceh harga tomat itu tidak jatuh,” jelasnya.

Lebih Lanjut Ia mengatakan, yang jadi persoalannya masyarakat disini memilih yang disuka.

“Memang dari awal tomat di Aceh Tengah itu rasanya itu lebih asam daripada rasa tomat yang lain, dan menurut saya itu bisa saja menjadi sebuah ciri khas atau satu keunikan, begitu juga karena di Bener Meriah karena unsur tanah terkandung di Bener Meriah dan tidak menggunakan Pestisida yang pupuk, bisa saja itu menjadi kemungkinan busuknya lebih cepat daripada yang lain,” jelas Ir Tanwier kepada Dialeksis.com.

Sementara itu, kata Ir Tanwier, di pasar-pasar yang ada di Aceh pedagangnya lebih banyak menjual sayur atau tomat dari luar Aceh daripada sayur atau tomat yang berasal dari Aceh.

“Para pedagang pasti menjawab dengan alasan rasa dari tomat Bener Meriah itu lebih asam dan cepat busuk, alasanya para pedagang pasti itu,” ucapnya.

Kemudian, dirinya sudah pernah mengusulkan, agar tomat yang ada di Bener Meriah agar dapat diolah menjadi saos.

“Disaat panen raya seperti atau beradu disini, masyarakat disini harus kreatif untuk mengolah tersebut menjadi saos, dan itu sudah pernah saya sampaikan sebelumnya, dan dilakukan oleh IKM, dan home-home industri yang ada di Aceh tengah,” jelasnya kembali.

Ir Tanwier mengatakan, adapun harapannya agar pemerintah Bener Meriah dapat mengarahkannya kearah itu (Mengolah tomat menjadi saos).

“Itu menjadi solusi secara perindustrian, kalau dibangun pabrik besar, itu tidak akan cukup volumenya, karena tidak ada kebun tomat yang besar di Bener Meriah dan rata-rata kebuh tomat yang ada di Aceh tengah merupakan tanaman selang dan bukan rutinitas,” tukasnya.

Kemudian ia mengatakan lagi, itu menjadi salah satu faktor kenapa harga tomat di Aceh tengah anjlok, dan kebetulan disaat bersamaan di daerah lain tomat juga sedang panen.

“Dalam ini pembeli tidak mau membeli tomat Bener Meriah karena hal tersebut, pembeli yang dimaksud disini adalah pengepul, itu yang menjadi kasusnya dan itu yang saya jelaskan beberapa waktu yang lalu,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda