DPDA Tingkatkan Kualitas Pendidikan Dayah di Perbatasan Aceh
Font: Ukuran: - +
Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Azhari, S.Ag, M.Si. (Foto: Nukilan/Iwan)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh (DPDA), Azhari, S.Ag, M.Si menyampaikan bahwa, pihaknya akan memprioritaskan lima dayah yang berada di perbatasan Aceh, baik itu dari segi mutu pendidikan, prasarana dan gaji tenaga pengajar.
“Saat ini ada lima dayah di perbatasan Aceh yang akan diprioritaskan, termasuk kualitas pendidikan, prasarana dan gaji gurunya. Kelima dayah tersebut berada di bawah naungan DPDA,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Azhari, Selasa (29/6/2021) di Banda Aceh.
Prioritas tersebut, kata Azhari, juga bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat akidah masyarakat di perbatasan Aceh.
“Kelima dayah itu didirikan oleh pemerintah Aceh, berdasarkan permintaan ulama-ulama kharismatik Aceh. Hal itu bertujuan untuk membentuk penguatan akidah di perbatasan-perbatasan Aceh,” ungkapnya.
Kelima dayah prioritas tersebut berada di Kabupaten Aceh Besar, Kota Subbusalam, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Aceh Tamiang.
Selain itu, DPDA melalui Majelis Akreditasi Dayah Aceh (MADA) akan melakukan uji kelayakan terhadap dayah-dayah untuk diberikan akreditasikan. Serta melakukan pembaharuan sistem manajemen pendidikan dan prasarana dayah, agar lebih mandiri dan berkualitas.
“Banyak dayah yang terdaftar di dinas pendidikan dayah Aceh, tapi yang terakreditasi hanya 1.136 dayah, baik itu yang tipe A dan tipe B dan tipe C,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini masih banyak dayah yang belum mendaftar diri ke dinas pendidikan dayah Aceh. Namun, dalam waktu dekat diperkirakan kurang lebih 800 dayah yang akan mendaftar untuk dilakukan akreditasi.
Sementara itu, Azhari juga menyampaikan bahwa, Dinas Pendidikan Dayah Aceh pada bulan Oktober 2021 nanti, akan melakukan beberapa kegiatan prioritas dalam rangka menyambut hari santri seluruh Indonesia.
“Sekaligus dengan rangkaian kegiatan musabaqah Qira’atil Kutub, untuk mengasah kemampuan para santri dalam menguasai kitab kuning, yang akan diperlombakan di dayah untuk para santri di seluruh Aceh.
Azhari berharap, dengan ada sistem manajemen pendidikan dan prasarana yang berkualitas di dayah, maka dapat melahirkan generasi ulama-ulama yang baru untuk memberikan pencerahan kepada umat, khususnya masyarakat Aceh.[*]