Dongkrak Energi Terbarukan RI, Begini Cara PLN Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Alfi Nora
[IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Terkait Pemerintah punya target bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang. Target yang sama juga dikenakan pada PT PLN (Persero) di tahun 2025.
PLN Aceh melalui Senior Manager SDM dan Umum, Yoserianto mengatakan, sistem kelistrikan Aceh yang saat ini cocok untuk pengembangan energi baru terbarukan ialah jenis pembangkit hydro.
“Karena sifatnya dapat beroperasi secara load follower (mengikuti perubahan beban), startup yang cepat, dan Aceh memiliki sungai-sungai yang berpotensi pemanfaatan energi cukup besar,” ujarnya saat dihubungi Dialeksis.com, Senin (8/2/2021).
Menurutnya, Aceh memiliki sumber potensi yang besar untuk mengembangkan proyek pembangkit energi baru terbarukan, terutama dari sungai-sungai yang ada di Aceh memiliki potensi pembangkit listrik hydro sebesar 5.572,62 MW. (Sumber Data: Dinas ESDM Aceh)
Kemudian, dari energi Panas Bumi (Geothermal) memiliki potensi pembangkit listrik geothermal sebesar 1.115 MW (Sumber Data: Dinas ESDM Aceh). Namun tidak menutup kemungkinan untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg).
"Saat ini terdapat 2 kontrak independent power producer (IPP) yang telah financial closed dan memasuki masa konstruksi di daerah Langsa dan Kuala Simpang dengan kapasitas 9,8 MW untuk Biomass dan 3 MW untuk Biogas," terangnya.
Secara konsep koorporasi juga terdapat beberapa lokasi kepulauan yang akan di Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan Biogas dan energi surya. Sinabang telah memiliki quota 3 MW untuk PLTBm dan 2 MW untuk PLTS yang sdh dalam tahap penyusunan RKS dan review kajian kelayakan.
Selain itu, ada 6 pulau yang tersebar di Aceh telah selesai review kajian untuk pembangunan Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) guna menghilangkan pemanfaatan energi Fosil.
"PLN sudah menjalankan beberapa project pembangkit yang sifatnya milik PLN maupun kerjasama dengan swasta melalui skema IPP dan Excess Power," katanya.
Saat ini, pembangkit energi baru terbarukan yang sudah beroperasi antara lain PLTM IPP Krueng Isep 10 MW, PLTM Angkup dan PLTM Seupakat yang milik PLN serta pemanfaatan excess power PLTM Nengar, PLTM Aih Selah, PLTM Marpunge, dan PLTM Krueng Kala. Total kapasitas pembangkit mini hydro yang sudah beroperasi tersebut adalah 14,3 MW.
Untuk yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi yaitu PLTA Peusangan 1 & 2 Kapasitas 88 MW, PLTM Lawe Sikap Kapasitas 7 MW, PLTBiomass Tanjung Seumantoh Kapasitas 9,8 MW, PLTP (Geothermal) Jaboi Kapasitas 10 MW. Dan untuk pembangkit yang telah commited berkontrak dengan PLN namun belum mencapai tahap konstruksi ada total berkapasitas 48 MW.
Kemudian dari sisi konsumen PLN saat ini sudah terdapat 24 pesantren di Provinsi Aceh yang menggunakan PLTS Rooftop total kapasitas 308,5 kwp yang sinkron dengan jaringan PLN.
Terdapat juga PLTS milik Kementerian ESDM Dirjen EBTKE dengan kapasitas 450 kW yaitu 350kWp disistem Sabang dan 100kWp disistem Sinabang dengan dilengkapi baterai untuk memback up kondisi saat cuaca mendung sehingga tidak menganggu sistem secara keseluruhan.
Beberapa manfaat yang didapatkan dari pemanfaatan energi terbarukan ini diantaranya:
1. Energi terbarukan mempunyai manfaat yang baik yang bersifat ramah lingkungan. Hal tersebut karena energi terbarukan berasal dari tenaga yang dihasilkan oleh proses alam. Di sisi lain dengan sifatnya yang ramah lingkungan sehingga potensi pemanasan global (global warming) bisa diturunkan.
2. Energi terbarukan dalam pengelolaannya membutuhkan suatu teknologi sehingga dapat dikatakan sebagai investasi teknologi, sebab dalam memproses energi terbarukan dengan jangka waktu yang panjang akan selalu dikembangkan untuk menghasilkan energi dari hasil alam yang tidak akan habis. Investasi teknologi di masa yang akan datang akan semakin membuat pengelolaan energi terbarukan menjadi lebih muda dan efisien.
3. Kontinuitas pasokan yang lebih lama karena tidak mengandalkan bahan baku dari energi fossil