kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Diusul Jadi Warisan Dunia, Budayawan Ungkap Kesaktian Hikayat Aceh

Diusul Jadi Warisan Dunia, Budayawan Ungkap Kesaktian Hikayat Aceh

Jum`at, 15 Oktober 2021 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Budayawan Aceh, Herman RN. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI sedang mengusulkan Hikayat Aceh menjadi Memory of The World (MoW) atau warisan dunia ke UNESCO. Misi ini disampaikan Perpusnas RI melalui Webinar Hikayat Aceh Road to Memory of The World yang disiarkan daring hari Rabu, 13 Oktober 2021, kemarin.

Merespons usulan tersebut, Budayawan Aceh Herman RN mengatakan, Hikayat Aceh memang sudah saatnya menjadi warisan dunia. Karena, kata dia, bukan hanya cerita jaman dahulu saja yang terkandung di dalamnya, tetapi terdapat ragam pedoman, nilai, dan konsep yang disampaikan di dalam Hikayat Aceh.

“Dengan dijadikan Hikayat Aceh sebagai warisan dunia, dunia bisa mempelajari berbagai macam inti sari dan konsep yang terkandung di dalam Hikayat Aceh. Hikayat Aceh itu punya kekhasan tersendiri dibanding dengan hikayat-hikayat lain yang ada di dunia ini,” kata Herman kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Jumat (15/10/2021).

Ia melanjutkan, walaupun Hikayat Aceh ditulis dalam bentuk prosa, akan tetapi secara bentuk terdapat ciri khas dan nuansa ke-Acehan yang berbeda dengan hikayat-hikayat melayu lainnya.

“Meskipun bentuknya sama-sama prosa, tetapi bentuk tipologi penyusunan Hikayat Aceh itu kan berbentuk seperti syair. Jadi, di sana saja sudah ada kekhasan tersendiri,” terangnya.

Meskipun dirasa sudah sangat telat, Herman berharap tahun ini Hikayat Aceh bisa menjadi Memory of The world atau warisan dunia yang diakui UNESCO.

Herman juga menerangkan jika di dalam Hikayat Aceh terdapat nilai luhur, nilai sosial, pendidikan karakter dan konsep perdamaian yang lebih mumpuni dibanding dengan konsep-konsep lainnya.

Semisal, ia mencontohkan seperti Hikayat Prang Sabi. Berdasarkan catatan sejarah, ketika penjajah mendengar orang Aceh membaca Hikayat Prang Sabi, para penjajah gemetaran ketika mendengarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, Hikayat Aceh wajib masuk dalam warisan dunia. Sehingga dengan masuknya Hikayat Aceh dalam jajaran warisan dunia, maka inti sari hingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dipelajari dan memberi pemahaman kepada banyak orang.

“Orang tidak akan menggali, tidak akan meneliti dengan apa sebenarnya yang ada di dalam Hikayat Aceh jika tidak masuk warisan dunia. Hikayat Aceh bukan hanya sastra klasik, tetapi banyak nilai yang terkandung di dalamnya. Bahkan, konsep perdamaian sejati adanya di dalam Hikayat Aceh,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda