Beranda / /

  • Peninggalan Musala Tjoet Njak Dhien di Gayo Masih Diduga Sebagai Cagar Budaya
    Aceh | 2 tahun lalu
    Peninggalan Musala Tjoet Njak Dhien di Gayo Masih Diduga Sebagai Cagar Budaya

    DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Staf Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tengah, Ikhwan Putra menjelaskan Mersah Paloh yang pernah jadi tempat tinggal Pahlawan Nasional Tjoet Njak Dhien selama di Kampung Celala Aceh Tengah masih diduga sebagai cagar budaya.

    Saat ini, Mersah Paloh itu tidak lagi berfungsi sebagai "mersah" atau tempat ibadah sejak 2013. Pasalnya kondisi bangunan yang bocor dan rusak parah. 

  • BPCB Aceh Sebut Masyarakat Juga Berhak Usulkan Pelestarian Cagar Budaya
    Aceh | 2 tahun lalu
    BPCB Aceh Sebut Masyarakat Juga Berhak Usulkan Pelestarian Cagar Budaya

    DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Aceh melalui Pamong Budaya Ahli Muda Cagar Budaya, Andi Irfan Syam mengatakan, status bangunan kuno yang bersejarah yang baru ditemukan itu masih dianggap objek yang diduga sebagai cagar budaya.

    Penetapan status sebagai cagar budaya itu harus melalui proses pendekatan, ada rekomendasi dari tim ahli cagar budaya, kemudian hasil tersebut akan menjadi acuan untuk Pemerintah Daerah setempat untuk menetapkan statusnya sebagai cagar budaya.

  • Terkejut! Budayawan Akui Baru Dengar Ada Peninggalan Musala Tjoet Njak Dhien di Gayo
    Aceh | 2 tahun lalu
    Terkejut! Budayawan Akui Baru Dengar Ada Peninggalan Musala Tjoet Njak Dhien di Gayo

    DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mersah Paloh yang pernah jadi tempat tinggal Pahlawan Nasional Tjoet Njak Dhien selama di Kampung Celala Aceh Tengah, tidak lagi berfungsi sebagai "mersah" atau tempat ibadah sejak 2013. Pasalnya kondisi bangunan yang bocor dan rusak parah.

    Mersah dalam bahasa Gayo adalah masjid kecil atau Musala, sedangkan Paloh berarti bawah. Jadi Mersah Paloh bermakna Musala bawah karena letaknya berada pada dataran lebih rendah. Tjoet Njak Dhien berada di sana sejak tahun 1900 hingga pertengahan 1901.

  • Diusul Jadi Warisan Dunia, Budayawan Ungkap Kesaktian Hikayat Aceh
    Aceh | 2 tahun lalu
    Diusul Jadi Warisan Dunia, Budayawan Ungkap Kesaktian Hikayat Aceh

    DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI sedang mengusulkan Hikayat Aceh menjadi Memory of The World (MoW) atau warisan dunia ke UNESCO. Misi ini disampaikan Perpusnas RI melalui Webinar Hikayat Aceh Road to Memory of The World yang disiarkan daring hari Rabu, 13 Oktober 2021, kemarin.

    Merespons usulan tersebut, Budayawan Aceh Herman RN mengatakan, Hikayat Aceh memang sudah saatnya menjadi warisan dunia. Karena, kata dia, bukan hanya cerita jaman dahulu saja yang terkandung di dalamnya, tetapi terdapat ragam pedoman, nilai, dan konsep yang disampaikan di dalam Hikayat Aceh.