Beranda / Berita / Aceh / Cerita Sukses Saiful Isky Sulap Gampong Lam Duro Aceh Besar jadi Desa Mandiri

Cerita Sukses Saiful Isky Sulap Gampong Lam Duro Aceh Besar jadi Desa Mandiri

Jum`at, 21 Oktober 2022 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPD APDESI) Aceh, Saiful Isky. [Foto: Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPD APDESI) Aceh, Saiful Isky telah mampu membuat satu terobosan dan mewujudkan desa yang mandiri yakni Gampong Lam Duro Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.

Sebagaimana diketahui, status Gampong Lam Duro saat ini sudah menjadi desa maju. Hal itu berdasarkan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2022 Tentang Pemberian Penghargaan Desa dengan Status Mandiri Tahun 2022.

Gampong Lam Duro yang awalnya berstatus sebagai desa maju kini sudah berubah statusnya menjadi desa mandiri. Capaian tersebut merupakan hasil upaya dan kerja keras Saiful Isky yang kini juga menjabat sebagai Sekdes Lam Duro Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.

"Proses menuju capaian itu tentu tidak mudah, telah banyak hal yang saya lakukan, baik melakukan kapasitas kepada aparatur desa maupun melakukan pemberdayaan kepada masyarakat," kata Saiful Isky di kanal Youtube JalanAry yang dikutip Dialeksis.com, Jumat (21/10/2022).

Secara pribadi, Saiful Isky sudah lebih dari 20 tahun juga melakukan pemberdayaan kepada masyarakat desa dan melakukan peningkatan kapasitas terhadap perangkat desanya.

Namun, atas kerja keras dan keberhasilannya membangun desa mandiri di desa-desa lainnya yang ada di seluruh Aceh. Baru di tahun 2020 ia mulai mendedikasikan dirinya untuk desa tempat tinggalnya yakni Gampong Lam Duro untuk membangun desa tersebut menjadi lebih baik.

Pada Juni tahun 2020, ia diminta oleh Keuchik Lam Duro T Ahyar Gunawan untuk membantu dirinya bersama-sama membangun desa tersebut. Setelah melewati beberapa pertimbangan akhirnya ia mengiyakan tawaran tersebut dan menjabat sebagai Sekdes.

"Dalam hati waktu itu saya bertekad secara pribadi akan merubah warna desa Lam Duro. Padahal selama ini, saya lebih banyak melakukan pendampingan di desa-desa lain dan terbukti bisa berprestasi, kenapa nggak di desa sendiri dulu yang saya bangun," tuturnya.

Diterpa tantangan dan hambatan

Selama menjalankan proses tersebut, tentu dirinya mengalami tantangan dan hambatan. Salah satunya, kata Saiful Isky, sulitnya membangun kesadaran masyarakat terkait arti pentingnya jabatan yang sedang ia duduki di desa itu.

"Memang tidak mudah mereka bisa langsung merubah kebiasaan buruknya, membutuhkan pelatihan dan penyampaian informasi yang terus menerus sehingga ia bisa menggerakkan dirinya dan desanya membangun ke arah lebih baik," ungkapnya.

Ia menyebutkan, pada tahun 2020-2022 awal itu Gampong Lam Duro adalah desa maju dan kemudian naik statusnya ke desa mandiri. Adapun indikator penilaiannya itu berdasarkan 3 indeks yaitu indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi, dan indeks ketahanan ekologi atau lingkungan.

"Masing-masing indeks penilaian itu sudah berhasil dipenuhi oleh Gampong Lam Duro sehingga berhasil meraih penghargaan sebagai desa mandiri," jelasnya lagi.

Saran kepada Perangkat Desa di Aceh

Tertib administrasi itu menjadi hal penting dalam proses penyelenggaraan pemerintahan desa dan menjadi penilaian peningkatan status desa. Kemudian, penyampaian informasi kepada masyarakat apa yang sudah dilakukan oleh Gampong, serta bagaimana cara melakukan penyerapan aspirasi masyarakat.

Intinya, kata dia, bagaimana Gampong itu bisa berjalan juga dipengaruhi oleh berjalannya tugas dan fungsi perangkat itu sendiri sehingga peran-peran itu bisa terbagi sesuai tanggung jawab masing-masing.

"Saran saya, jalankanlah Tupoksi dari perangkat desa yang akan berkontribusi kepada desanya dan juga memudahkan penyelenggara pemerintahan Gampong," katanya.

Perlu diingat, lanjutnya, ruang desa ini bisa jadi tempat untuk berkarya, berkreativitas dan berinovasi. Namun, di tengah persepsi masyarakat dan anak muda yang menganggap desa itu dipimpin oleh orang tua yang sudah lanjut usia, juga menjadi suatu kendala yang harus segera dirubah dan ditinggalkan.

"Tapi beberapa tahun ini sudah ada proses perbaikan sudah banyak diisi oleh anak muda. Saya mengajak anak muda di Aceh untuk mengisi ruang-ruang yang ada di desa tempat kita berkarya dan bisa berkontribusi membangun desa," pungkasnya. (Nor)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda