Beranda / Berita / Aceh / Begini Tanggapan Kadis Dayah Aceh Terhadap Viralnya Video Santri asal Simeulue yang Mengaku Alami Kekerasan

Begini Tanggapan Kadis Dayah Aceh Terhadap Viralnya Video Santri asal Simeulue yang Mengaku Alami Kekerasan

Rabu, 31 Agustus 2022 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Ilustrasi santri. [Foto: Shutterstock]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Viralnya video santri asal Simeulue yang mengaku dianiaya di salah satu Pesantren di Montasik, Aceh Besar.

Viralnya video itu juga mendapat respon dari pihak Pesantren yang disampaikan oleh Penghubung Abdul Halim. Dalam rilisnya yang diterima Dialeksis.com, Rabu (31/8/2022) Ia menjelaskan kronologisnya sebagai berikut:

Assalamualaikum ww. Segala musibah sudah ditakdirkan oleh Allah swt cuma caranya beda-beda. Saya (penulis WA ini) sudah konfirmasi ke Pimpinan Pesantren di Montasik, info yang saya dapatkan: 

1. Kejadian seperti ini hanya ini yang terjadi satu kali, 

2. Awalnya pihak piket pesantren malam tersebut sudah mengintruksi kepada semua santri jam 11 harus tidur semua, ternyata santri M (yg kena musibah) belum tidur dan pergi ke kamar lain dengan membawa ular plastik mainan dan dilemparkan ke santri A, si santri A lembar ke B dan terakhir sampai ke si C (yang pukul M), santri C tanyak siapa yang lempar ular ini mereka jawab santri M, terus si C pergi kekamar M dan memukulnya (sebagaimana yang ditayangkan dalam video tersebut).

Ternyata santri C sangat bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan dia suruh kepada santri M untuk melapor kepada ustadz dan dia akan bertanggung jawab. 

Kemudian santri di bawa ke Puskesmas setempat dan dirujuk ke Rumah Sakit Satelit di Indrapuri.

Pada saat yang sama pihak pesantren sedang merancang acara perdamaian dan mengobati santri M serta akan memanggil kedua orang tua santri tersebut.

Namun tanpa konfirmasi lebih dahulu ke pihak pesantren, pihak (Perawat) rumah sakit Satelit Indrapuri sudah buat video dan diviralkan.....

Itu info sementara yang saya terima dari Pihak Pesantren di Montasik. Semoga dengan penjelasan ini semua pihak dan siapa saja yang telah melihat video ini bisa memakluminya. Mohon tidak menambah atau membuat kesimpulan yang tidak ada sumbernya. (Penghubung A.Halim)

[Foto: Tangkapan Layar/Kolase]

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Zahrol Fajri S.Ag MH saat dikonfirmasi oleh Dialeksis.com, Rabu (31/8) mengatakan, bahwa kasus tersebut sedang diselidiki. 

“Kemarin kita dapat info, sudah kita kirim Kabid Santri Dinas Pendidikan Dayah Aceh dan Kabid Dayah Aceh Besar, serta Kadis Dayah Aceh Besar untuk ke dayah tersebut untuk menyelidiki kronologis sebenarnya itu bagaimana, saat ini kita belum mendapat hasilnya, setelah itu baru kita tahu kronologis yang sebenarnya. Karena berita ini masih simpang siur,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Rabu (31/8).

Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Zahrol Fajri S.Ag MH, mengatakan bahwa kasus dugaan penganiayaan salah satu santri dayah di Aceh Besar sedang diselidiki, pihak telah mengirimkan Kabid Santri Dinas Pendidikan Dayah Aceh dan Kadis pendidikan Dayah Aceh Besar. [Foto: Istimewa]

Lanjutnya, Ia mengatakan sebenarnya sejak tahun lalu, Dinas Pendidikan Dayah sudah mengedarkan Surat Edaran agar pihak pimpinan dayah untuk dapat meningkatkan pengawasan terutama kepada anak-anak santri.

“Ketika terjadi hal seperti (Kekerasan di lingkungan santri/dayah), di cek terlebih dahulu kebenarannya, jika sudah pasti kebenarannya, maka yang melakukan kekerasan tersebut harus dikeluarkan,” ucapnya.

“Sedangkan untuk dayah yang tidak menjaga kedisiplinan, nantinya akan dibina kembali,” sebutnya.

Zahrol mengatakan, selama ini juga Dinas Dayah Aceh juga selalu melakukan pemantauan, monitoring dengan seluruh staff.

“Kita juga ada Kadis Dayah Kab/Kota, dalam rakor dengan Kadis Kab/Kota, jajaran dinas dayah Kab/Kota terus melakukan pembinaan, pengawasan, monitoring terhadap dayah yang ada di Kab/Kota. Karena yang lebih dekat adalah mereka, dan Dinas Dayah Provinsi lebih kepada kebijakan-kebijakan,” jelasnya.

“Hal ini sebenarnya sudah kita konfirmasi kepada Kadis Dayah Aceh Besar untuk turun ke lokasi mengecek kebenarannya, sehingga dengan begitu nantinya tidak salah dalam mengambil putusan,” tambahnya.

“Dikhawatirkan kalau salah dalam mengambil keputusan, ada pelaku sebenarnya tidak sengaja, atau betul-betul menjadi korban namun tidak mendapat penanganan yang serius, atau kalau sudah diberikan sanksi kepada dayah tersebut, tahu-tahunya bukan yang sebenarnya,” jelasnya.

“Karena itu, kita tunggu saja hasil dari konfirmasi Kadis Dayah Aceh Besar, nanti kita konfirmasikan bagaimana yang sebenarnya, setelah itu baru kita laporkan kepada pimpinan,” pungkasnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda