Bangun Kesadaran Warga Soal Sampah, Ini Gebrakan Mahasiswa KKN Unimal K205
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Simeulue - Mahasiswa KKN Skema Balik Kampung (KKN-BK) Universitas Malikussaleh Kelompok 205 melaksanakan program kegiatan pembuatan tong sampah dan plang edukasi terkait lama waktu mengurai sampah plastik ragam jenis. Kegiatan itu merupakan salah satu dari beberapa program kerja yang dilaksanakan oleh 4 mahasiswa dalam melaksanakan KKN di Desa Air Dingin, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Selasa (11/11/2020).
Kelompok tersebut beranggotakan empat mahasiswa, yaitu Fitra Nanda (Ilmu kelautan), Rolan Kandiano (Ilmu Kelautan), Zul Wansah (Pendidikam Vokasional Teknik Mesin), dan Roni Saputra (Teknik Mesin).
Salah satu anggota kelompok yang akrab disapa Roni mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menerapkan pola hidup sehat serta pentingnya menjaga kebersihan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya sampah plastik bagi lingkungan sekitar.
"Upaya ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah secara sembarangan serta mengurangi penggunaan bahan plastik," sebut Roni.
Tong sampah dan papan edukasi mengurai sampah ini terpasang di depan Mesjid Nurul Huda dan Kantor Desa Air Dingin. Papan yang berbahan kayu itu terdiri atas 7 plang yang menjabarkan terkait waktu untuk mengurai ragam jenis sampah plastik. Masing-masing plang itu pun langsung ditempeli sampah plastik.
Mardian sebagai Kepala Desa Air dingin merespon dengan baik atas program kegiatan mahasiswa ini. "Dengan adanya kegiatan mahasiswa tersebut diharapkan masyarakat Desa Air Dingin tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan," lanjut Mardian.
Dosen Pembimbing Lapangan Hasan Basri. S.H., M.H, juga mengapresiasi kinerja mahasiswa yang sedang mengikuti KKN di Desa Air Dingin tersebut.
"Saya mengapresiasi kinerja mahasiswa KKN ini karena memberikan pemahaman bagi masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan bahaya sampah plastik yang membutuhkan waktu hingga ratusan tahun baru bisa terurai," ungkapnya.(*)