Azwar Abubakar: Wujud Penegakan Syariat Islam Dimulai Pada Penguatan Akidah dan Akhlak Umat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ketua Lembaga Pemerhati dan Advokasi Syariat Islam (Lepadsi), Azwar Abubakar
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Lembaga Pemerhati dan Advokasi Syariat Islam (Lepadsi), Azwar Abubakar mengatakan bahwa kerangka utama penegakan syariat Islam dimulai pada penguatan akidah atau tauhid dan akhlak umat.
Menurutnya, dua aspek ini menjadi landasan yang menentukan keberhasilan pelaksanaan syariat Islam dalam aspek yang lain. Di sini pentingnya pendidikan, baik di keluarga, madrasah atau sekolah maupun masyarakat melalui pendidikan keagamaan.
Pelaksanaan syariat Islam, lanjut Azwar akan berhasil dengan sempurna bila seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat memiliki komitmen dan kesadaran yang sama pada konsepsi tujuan, sasaran, target, rencana strategis dan langkah-langkah konkret pelaksanaan syariat Islam.
Hal ini disampaikan Azwar Abubakar saat memberikan kata sambutan pada Tabligh Akbar dan Doa untuk Negeri dalam rangka Memperingati Tahun Baru Islam 1445 H yang dihadiri oleh media dialeksis.com di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu, (19/7/2023).
Azwar Abubakar mengatakan bahwa arah pendidikan Aceh yang berlandaskan syariat ditujukan pada pembentukan pribadi muslim yang beriman, bertakwa, barkarakter mulia, berpengetahuan luas, berketerampilan, dan memiliki daya saing yang kuat dalam percaturan global.
Sedangkan mengenai ekonomi, menurut Ketua Lepadsi, dibangun berdasarkan syariat Islam, tidak eksploitatif dan tidak manipulatif dalam transaksi ekomoni.
Ekonomi syariat, bertujuan menciptakan tatanan ekonomi yang merata. Atmosfer ekonomi yang terbuka di iklim investasi yang kondusif berpihak kepada kaum lemah. Sumber-sumber produksi tidak dikuasai oleh segelintir orang.
“Ekonomi berdasarkan syariat adalah yang mampu membangun sentra produksi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Azwar Abubakar mengajak kepada para pemangku kebijakan untuk bersama-sama mengawasi aktivitas pelaksanaan syariat islam di Aceh.
"Orang yang kita ajak ini berbeda-beda kewenangan, ada yang dengan kekuasaan dan pengaruh, ada dengan ilmu dan pengalaman. Kita tampung semua ini untuk mewujudkan masyarakat yang madani," pungkasnya.