Apkasindo Imbau Pemerintah Aceh Dorong SDM Produksi Pupuk Organik
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Sekretaris umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali. [Foto: Seuramoe/Julida Fisma]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekretaris umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali, mengatakan saat ini petani sawit di seluruh daerah di Aceh mengalami kelangkaan pupuk. Untuk itu, pemerintah harus mengembang inovasi penggunaan pupuk organik.
Fadhli Ali mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mengambil peran lebih besar untuk mendorong pemanfaatkan SDM dan SDA di Aceh untuk memproduksi pupuk organik. Padahal Profesor, Doktor, Akademisi, para Ahli sangat banyak di Aceh dan bahan baku tersedia.
"Saat ini, harga Tandan Buah Segar (TBS) memang sedang tinggi, tapi kemudian produksi TBS juga sedang pada masa trek atau produktivitas. Kemudian TBS petani sedang turun 30-35 persen dari produksi biasanya," jelas Fadhli kepada Dialeksis.com, Minggu (10/10/2021).
Lanjutnya, kenaikan harga yang tinggi saat ini terjadi di tengah produksi buah yang tengah turun. Sisi lain harga input produksi seperti pupuk yang juga ikut naik membuat kenaikan harga saat ini tidak begitu terasa bagi petani, dalam hal penambahan pendapatan mereka.
"Tentu saja harga yang tinggi ini patut disyukuri. Namun, tentu akan berdampak besar jika harga input produksi dapat ditekan lebih rendah dengan menggunakan pupuk yang diproduksi lokal dari bahan organik," jelasnya lagi.
Ia meminta, agar pemerintah daerah dapat mendorong dan memberi perhatian serius kepada Startup bisnis di Aceh, di beberapa tempat seperti di Aceh Besar dan di Aceh Barat Daya ada usaha yang dirintis oleh petani yang memproduksi pupuk organik.
"Pebisnis startup yang baru merintis memulai usaha memproduksi pupuk organik itu kurang mendapat perhatian dan dukungan. Harusnya pemerintah lebih pro-aktif dalam mentoring dan mendukung usaha lokal yang potensial serta menjadi solusi bagi kelangkaan dan mahalnya harga pupuk saat ini," pungkasnya.