Adakan Diskusi, KIP Aceh dan The Aceh Institute Bahas Pentingnya Partisipasi Politik
Font: Ukuran: - +
KIP Aceh dan The Aceh Institute buka diskusi partisipasi politik. [Foto: For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinamika terkait kegiatan pelaksanaan pemilu tahun 2024 semakin banyak dibicarakan menjelang pemilu 2024. Partisipasi masyarakat atas kegiatan Pemilu 2024 menjadi salah satu isu penting dikarenakan pentingnya suara kalangan masyarakat dan juga suara bagi kalangan pemuda bagi pelaksanaan pemilu ke depan.
Karenanya KIP Aceh bersama The Aceh Institute mengadakan diskusi publik dengan tema “Pentingnya Partisipasi Politik Suaramu, Martabatmu, Kedaulatanmu” yang dihadiri langsung oleh Tgk Akmal Abzal SHi selaku ketua Sosdiklih KIP Aceh, Sabtu (19/11/2022).
Selain itu juga hadir akademisi dari Hukum Tata Negara UIN Zahlul Pasha dan juga Direktur The Aceh Institute Muazzinah sebagai pemateri terkait pasrtisipasi politik dan pentingnya pemilu.
Menurut Komisioner KIP Aceh, Akmal Abzal mengatakan, penting sekali pemilu berkualitas termasuk bagaimana partisipasi dalam politik dalam memilih misal dalam memilih kandidat yaitu pilih orang yang memang beragama, bukan menggunakan kendaraan yang membawa-bawa slogan keagamaan. Menurutnya, hal ini didasari hasil pemilihan di partai politik pada tahun 2019 lalu.
“Pentingnya pemilu, partisipasi pemilu dan selain itu, pembahasan terkait kemudahan bagi penyandang disabilitas saat di lokasi pemilihan umum menjadi poin penting dalam diskusi ini. Hal ini menjadi bahan evaluasi agar pelaksanaan di lapanagn dapat diakses oleh berbagai pihak,” ujar Komisioner KIP Aceh itu
Muazzinah juga menambahkan, kepada para lapisan masyarakat dan juga pemuda diharap turt andil dan juga berpartisipasi dalam kegiatan pemilu karena partisipasi pemilu ini merupakan hal yang penting untuk masyarakat itu sendiri.
“Bentuk partisipasi bisa dilakukan dalam banyak hal, misal memperkuat solidaritas dan membangun ruang pengelola partisipasi di pusat dan di daerah,” ujar Muazzinah.
Selain itu, Zahlul Pasya selaku akademisi juga menambahkan menyatakan, kegiatan pemilu digunakan sebagai wadah untuk mewakili aspirasi para masyarakat dalam kewarganegaraan dan juga evaluasi terhadap kepemimpinan yang sebelumnya.
“Sebagai masyarakat dan juga pemilih kita harus bisa cerdas dalam memilih pemimpin kita. Karena kita sebagai warga negara memiliki hak untuk menentukan pemimpin pilihan kita,” pungkasnya.[]