82.000 Warga Aceh Terpapar Narkoba
Font: Ukuran: - +
foto ilustrasi/kompas
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penyalahgunaan narkoba semakin tinggi di Provinsi Aceh, catatan BNN menyebutkan setidaknya 82.000 warga Aceh terpapar narkoba. Angka ini menempatkan Provinsi Aceh pada peringkat 6 secara nasional
Jumlah penyalahgunaan narkoba yang mencapai 82 ribu lebih atau 2,8 persen dari jumlah penduduk Aceh menurut Kepala BNN Provinsi Aceh, Brigjen Pol Drs Heru Pranoto MSi harus ditekan.
Pemerintah menurut Heru sudah mengeluarkan Ipres Nomor 02 Tahun 2020 itu angka prevalensi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Provinsi Aceh.
"Kepada OPD yang hadir hari ini tolong sampaikan ke pimpinan, untuk masing-masing Dinas untuk disusun Program RAN P4GN ini. Dimana nanti didukung anggarannya" tegas Brigjen Heru, didampingi Kabid P2M BNNP Aceh, Masduki SH MH.
Pesan itu disampaikan Heru saat dilakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pegiat Antinarkoba Instansi Pemerintah yang memfokuskan pembahasan mengenai pelaksanaan Inpres Nomor 02 Tahun 2020, tentang Rencana Aksi Nasional, Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (RAN-P4GN) di Indonesia, Senin lalu
Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, menyediakan hand sanitizer dan jaga jarak.
Brigjen Pol Heru menjelaskan, Inpres Nomor 02 Tahun 2020 ini merupakan landasan seluruh Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Aceh dan kabupaten/kota se-Aceh untuk menjalankan RAN P4GN.
Di mana program P4GN dimasukkan ke dalam Program di Instansi atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di daerah yang nanti disinergikan dengan Program BNN.
Di hadapan 30 peserta yang terdiri dari 15 instansi pemerintah, Brigjen Pol Heru menegaskan di Indonesia yang meninggal karena narkoba sebanyak 30 orang.
"Itu sebabnya kita perlu membentuk atau memperbanyak pegiat antinarkoba di setiap instansi pemerintah, pendidikan, gampong dan di berbagai tempat atau daerah," pungkas kepala BNN Aceh, Brigjen Pol Drs Heru Pranoto MSi. (red)