Takdir Politik Pemburu Restu Pusat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Redaksi
DIALEKSIS.COM | Tajuk - Menjelang tenggat pendaftaran 27-29 Agustus 2024, misteri kandidat yang akan maju selain Muzakir Manaf masih menyelimuti panggung politik Aceh. Nama-nama seperti Bustami Hamzah, Ruslan Daud, dan Muhammad Nazar yang beredar saat ini belum memperoleh legitimasi resmi berupa Surat Keputusan (SK) dari partai pengusung.
Dinamika politik terus bergulir, diwarnai tarik-menarik kepentingan dan pertimbangan finansial. Meskipun demikian, aspirasi untuk memajukan Aceh tetap menjadi faktor krusial dalam kalkulasi politik para elite.
Bustami Hamzah, yang kabarnya telah mendapat restu Partai Nasdem, masih berada dalam posisi yang dinamis. Alunan melodi politik kini terpengaruh oleh genderang Gerindra, membuka peluang perubahan peta dukungan. Namun, sebagai seorang petarung sejati, Bustami dipastikan akan tetap maju dengan berbagai strategi, meski takdir politik selalu menyimpan kejutan.
Senada dengan Bustami, posisi Muzakir Manaf pun masih belum final. Hingga kini, belum ada bukti konkret berupa SK resmi dari Partai Gerindra yang mengusung pencalonannya. Pertarungan elit akan menentukan siapa yang mampu memenangkan hati para ‘decision maker’ dan meyakinkan mereka tentang visi kemajuan Aceh.
Ruslan Daud dan Muhammad Nazar, jika bersatu, berpotensi menjadi kekuatan yang diperhitungkan dalam konstelasi politik lokal Aceh. Namun, Ruslan Daud masih bergulat dengan konsolidasi internal, tercermin dari minimnya komunikasi lintas partai, perpecahan tim pendukung, serta beban finansial pasca Pileg 2024.
M. Nazar, di sisi lain, menunjukkan militansi dan keseriusan untuk berkompetisi dalam Pilkada. Meski demikian, absennya dukungan resmi partai memunculkan spekulasi tentang kesiapan finansial atau belum tercapainya kesepakatan politik.
Mengingat fluiditas situasi ini, kejutan politik di Aceh sangat mungkin terjadi. Politik lokal Aceh, sebagaimana esensi politik pada umumnya, selalu menyimpan potensi kejutan. Pertanyaannya adalah, apakah kejutan tersebut akan melahirkan dua atau tiga poros kekuatan.
Kunci dari seluruh dinamika Pilkada Aceh terletak di tangan elite pusat dan para bakal calon dalam meyakinkan dukungan menuju kursi nomor satu di bumi Serambi Mekkah. Satu hal yang pasti, saat ini di Jakarta, perputaran dana politik dalam jumlah signifikan sedang terjadi sebagai bagian dari upaya mengamankan dukungan politik.