kip lhok
Beranda / Tajuk / Aceh Menunggu Jawara di Pohon Beringin Tua

Aceh Menunggu Jawara di Pohon Beringin Tua

Rabu, 04 Maret 2020 15:07 WIB

Font: Ukuran: - +


Semakin tinggi sebatang pohon, akan semakin kuat angin menerpa. Saat itu ketangguhan akarnya sedang diuji. Saat badai menyapa, sang akar akan menancapkan diri ke dalam bumi, demi menopang pohon.

Beringin tua, yang menjadi salah satu lambang partai di Bumi Pertiwi, sudah menunjukan kekuatan akarnya di Serambi Mekkah. Partai yang pernah berjaya pada masa Orde baru ini, di Aceh mengalami pasang surut.

Pada Pemilu 2019 ini, kembali beringin menunjukan kelasnya. Berada diurutan ketiga dengan menempatkan 9 kadernya di DPRA, dibawah Demokrat (10 kursi) dan Partai Aceh (18 kursi). Beringin dalam balutan warna kuning ini masih mampu meraih simpati masyarakat.

Publik, khususnya di Aceh kini sedang hangat membicarakan Partai Golangan Karya( Golkar). Hajatan besar akan digelar, untuk memilih putra terbaik dalam mengendalikan kekuatan akar. Dua jawara muncul kepermukaan. Perebutan suara oleh dua jawara akan seru.

Dua bangsawan Aceh, bergelar Teuku, sedang bertarung untuk meraih pucuk pimpinan DPD I Partai Golkar. T.M. Nurlif yang selama ini menakhodai Golkar, mendapat rival yang tangguh T. Husen Banta. Bahkan disebut sebut, Husen Banta lebih unggul daripada Nurlif.

Siapa dari dua jawara ini yang akan mendapat simpati DPD II Golkar? Suara dari kabupaten/ kotamadya, sangat menentukan siapa yang layak menjadi pemimpin beringin tua di Aceh. Pengaruh DPP Golkar, tidak terlalu signifikan dalam menentukan kemenangan, karena hanya 1 suara, sama dengan DPD II.

Husen Banta berkibar, disebut sebut karena mendapat dukungan DPD II dan sayapnya. Bahkan sudah ada yang mengklaim akan mendapatkan 17 suara, sementara Nurlief, disebut sebut mengantongi 11 suara. Diatas kertas Husien Banta unggul.

Klaim kelompok Husen Banta sebagaimana dikutip dari KBA.One, meliputi Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Simeulue, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Bener Meriah, Bireuen, Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan satu suara dari sayap partai yaitu AMPG.

Sementara suara TM Nurlif disebut-sebut berasal dari Kota Langsa, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Pidie, dan suara dari DPD-1 Golkar Aceh, Dewan Pertimbangan (Lukman CM), serta satu suara dari organisasi Pendiri Golkar (Soksi, Kosgoro, MKGR), dari organisasi yang didirikan Golkar, dan diperkirakan satu suara dari DPP Partai Golkar (Azis Syamsuddin).

Namun, politik penuh dinamika, senantiasa berkembang. Menjelang menit menit penentuan, situasi bisa saja berubah. Sudah bukan lagi rahasia, bila seorang kandidat yang dijagokan akan menang, namun terkapar, ketika pendukungnya justru membela rivalnya.

Siapa mempengaruhi siapa, sangat menentukan. Sejauh mana ketangguhan pendukung, tidak terbuai dengan iming-iming yang disiapkan oleh orang yang berusaha membujuknya, sangat menentukan sebuah kemenangan.

Akankah pendukung punya prinsip untuk mempertahankan jagonya, demi sebuah kemenangan, atau dia terbuai dengan “hadiah” yang disiapkan? Termakan isu yang disiapkan tim kandidat lainya.

Nurlif dan Husen Banta, dua duanya kuat, baik penggalangan dan “modal”. Tanpa modal yang kuat “sulit” menjadi pemimpin partai beringin, dan itu sudah menjadi tradisi. Simiskin yang kekurangan modal, sangat sulit meraih kursi pimpinan.

Namun walau memiliki “modal”, siapa tim sukses seorang kandidat, juga sangat menentukan kemenangan. Keseriusan tim sukses, dan memegang teguh prinsip perjuangan, bukan mengkhianati orang yang diusungnya, akan sangat menentukan perolehan dukungan.

Husen Banta misalnya, mendapat dukungan dari dua kandidat lainya, dimana sebelumnya juga disebut sebut maju dalam pertarungan. Munculnya Andi Sinulingga dan Hendra Budian, merupakan sebuah kekuatan buat Husen Banta.

Dua kader Golkar yang sebelumnya disebut sebut sebagai kandidat, terang terangan menjagokan T. Husien Banta. Keduanya “mundur” dari calon kandidat, demi memuluskan seseorang.

Beringin tua di Aceh akan melakukan hajat besar, kebijakan politiknya juga menentukan warna dari Serambi Mekkah, karena Golkar masuk dalam partai besar di Aceh dan mendapatkan kehormatan unsur pimpinan DPRA.

Dua jawara dari kelas bangsawan sedang menguji ketangguhan akar beringin. Tiupan angin yang menggugurkan daun beringin, kemudian menjadi pupuk, akan membuat akar semakin kuat. Siapa yang mampu mengendalikan akar beringin di Aceh. Tabuhan irama pesta itu menarik diikuti.


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda