Safrizal Putra Aceh Pengalaman dan Mampu Menjawab Tantangan Pj Gubernur Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Baga
Dr. Drs . Safrizal Z.A., M.Si. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Siapa yang layak memegang tampuk kekuasaan di Aceh hingga terpilihnya gubernur defenitif pada 2024 nanti? Pertanyaan itu terus bermunculan, seiring dengan menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Nova Iriansyah bulan Juli tahun 2022 mendatang.
Pilkada serentak pada 2024 mengharuskan Aceh bersama enam provinsi lainya di pertiwi harus memiliki Pj gubernur.
Siapa yang akan diutus dan dipercaya pemerintah pusat untuk memimpin Aceh di masa transisi?
Ada beberapa nama putra Aceh yang muncul kepermukaan Indra Iskandar, Abdul Kamarzuki. Dari sekian nama itu, sosok Dr. Drs . Safrizal Z.A., M.Si. layak dan harus mendapat pertimbangan pemerintah pusat. Lelaki kelahiran Banda Aceh, 21 April 1970 ini sukses ketika dipercayakan dan sukses mengemban jabatan sebagai Pj Gubernur Kalimantan Selatan.
Di negeri Borneo ini dia sukses menjalankan tugas sejak Februari- sampai Agustus 2021, hingga negeri Lambung Mangkurat itu memiliki gubernur dan wakil gubernur terpilih. Saat negeri ini dilanda Covid-19, Safrizal banyak mengambil kebijakan demi suksesnya penyelenggaran Pilkda, hingga ditetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan.
Sukses di negeri penambang emas dan batu akik ini, nama Safrizal mulai dibahas di Aceh maupun pemerintah pusat mulai lingkaran istana maupun dikabarkan memiliki kedekatan khusus dengan berbagai petinggi pusat.
Di negeri orang saja dia bisa sukses dalam memimpin negeri, apalagi ketika dipercayakan sebagai Penjabat Gubernur Aceh, tentunya dia lebih mengenal tanah leluhurnya.
Siapa sebenarnya Dr. Drs . Safrizal Z.A., M.Si sehingga namanya menjadi pembahasan di tanah indatunya? Lelaki kelahiran Banda Aceh, 12 April 1970, meniti karirnya sebagai Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, pada tahun 1994 dengan jabatan sebagai Lurah Kota Lhokseumawe.
Karirnya bagus, kemudian dia dipercayakan sebagai Sekretaris Camat Kecamatan Makmur Kabupaten Aceh Utara tahun 1998. Pada masa yang masih terbilang muda ini, Safrizal aktif dalam persiapan pemekaran Kabupaten Bireun.
Dia melakukan tugas dengan baik, mulai dari tahap awal berbagai persiapan, hingga Bireun menjelma menjadi sebuah daerah kabupaten yang otonom, dilahirkan dari induknya Aceh Utara. Kemudian dia dipercayakan untuk membangun Bireuen.
Di negeri kota Juang ini ia pernah menduduki Kasubbag Tata Pemerintahan dan Otonomi Daerah pada tahun 2000. Setelah itu dia memulai karir PNS di kota metropolitan Jakarta.
Pada tahun 2001 Safrizal hijrah ke Jakarta tepatnya ke Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Dia mengawali karir PNS nya di pulau Jawa sebagai Kasi Aceh dan DKI Jakarta-Subdit Otonomi Khusus Ditjen Otda Depdagri. Serangkaian Tour of Duty di lingkungan Kemendagri telah dijalaninya, sehingga membuatnya menjadi lebih matang dan kaya akan pengalaman tentang manajemen pemerintahan.
Khususnya, yang berkaitan langsung dengan tata kelola pemerintahan Otonomi Khusus (Otsus), seperti Aceh,
DKI, DIY dan Papua. Dia dipercayakan sebagai sebagai Direktur penataan daerah dan Otonomi Khusus pada tahun 2016.
Selanjutnya dia diberikan amanah sebagai kepala pusat Inovasi daerah, dia berkecimpung dalam kegiatan agar daerah berkreasi dalam menjalani roda pemerintahannya. Kemudian dia dipercayakan di Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Sukses di sana dia dipercayakan untuk menjabat sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Selatan, negeri Banjar Masih, selama enam bulan. Di sana dia sukses melakukan tugasnya, pada Agustus 2021 lalu, dia berpamitan pada rakyat Lambung Mangkurat untuk melanjutkan tugasnya di Kemendagri, pada posisi jabatan sebelum dia bertugas sebagai Pj Gubernur, sebagai Direktur Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri.
Sosok Safrizal, memiliki banyak kelebihan bila dia dipercayakan sebagai Pj Gubernur Aceh 2022-2023. Dia memiliki kemudahan masuk ke lintas sektor. Dia memiliki akses jaringan alumni STPDN diseluruhIndonesia yang menempati posisi strategis.
Kapasitas Leadershipnya kuat, terbukti sukses sebagai PJ Gub Kalsel. Selain itu dia juga mampu membuat terobosan di Kemendagri. Lebih independent dan diterima semua golongan, khususnya stakeholder di Aceh.
Berbicara soal tanah leluhurnya, dia sudah kenal dekat bahkan sudah merasuk dalam darah dagingnya.
Terpenting dirinya memahami kultur lokal Aceh dengan baik. Memahami dinamika politik lokal Aceh secara komprehensif. Dia tidak memiliki track record buruk selama memegang posisi jabatan.
Bebas dari kasus korupsi dan kasus hukum, terbukti dan teruji dalam menjalankan birokrasi, mampu membangun komunikatif, baik komunikasi antar lintas baik lokal maupun pusat. Dia adalah sosok yang cakap dan professional dalam rangka stabilisasi keamanan sosial politik lokal dan menjalankan roda birokrasi Pemerintahan.
Tidaklah berlebihan bila sosok yang sudah banyak mengecap asam garam ini, menjadi pembahasan di Aceh untuk memegang tampuk kepemimpinan sebagai dutanya pemerintah pusat di Aceh. Setelah sukses sebagai Pj di Kalimantan Selatan, akankah pemerintah pusat mengirimnya ke tanah kelahiranya? *** Bahtiar Gayo