Beranda / Sosok Kita / Nada Nafira, Wisudawan Terbaik USK Meski Kuliah Dua Jurusan di Kampus Berbeda

Nada Nafira, Wisudawan Terbaik USK Meski Kuliah Dua Jurusan di Kampus Berbeda

Kamis, 10 Februari 2022 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Foto: Nada Nafira Almanzani.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - “Niat, doa, target serta konsisten,” begitulah awal percakapan Nada Nafira Almanzani, salah satu wisudawan terbaik (Cumlaude) Universitas Syiah Kuala (USK) pada wisuda semester genap tahun akademik 2021/2022, kepada Dialeksis.com, Kamis (10/2/2022).

Meraih IPK 3.81, Nada Nafira sempat mengalami masa-masa sulit saat berstatus sebagai mahasiswa. Anak dari pasangan Hermansyah dan Helly Susanti juga mengalami kesulitan dalam mengatur waktu karena ia berkuliah di dua tempat yang berbeda yaitu S1 Ilmu Pemerintahan FISIP USK dan Pendidikan Bahasa Inggris di UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Nada harus menyesuaikan jadwal dari dua kampus tersebut dan harus mengorbankan salah satunya jika terdapat jadwal yang bentrok.

“Seperti saat di USK ada mata kuliah magang, secara bersamaan dengan itu di UIN juga ada KPM dan PPL, saya harus mengorbankan salah satunya sehingga harus sedikit menunda kegiatan di salah satu kampus untuk diambil di semester selanjutnya,” ungkap Nada.

Menurut Nada, setiap orang itu perlu menumbuhkan niat dalam segala sesuatu yang ingin dilakukan dengan sepenuh hati serta berdoa dan meminta doa dari orang tua dan lainnya juga.

Selain itu, kata dia, perlu membuat target dan jika perlu target tersebut ditulis lalu ditempel pada tempat yang sering terlihat, dan konsisten dalam melakukan hal-hal yang dapat mencapai target yang telah dibuat sebelumnya.

Di tengah kesulitan mengatur jadwal kuliah, Nada juga bekerja sambil kuliah dengan menjadi guru di salah satu rumah tahfiz di Ceurih, Ulee Kareng, Banda Aceh.

“Cara membagi waktunya ialah mulai pukul 8 pagi sampai 4 sore saya kuliah, disela kuliah saya membuat tugas, membuat skripsi, karena kebetulan jadwal kuliah saya agak padat karena saya kuliah di dua tempat dan setelah ashar barulah saya mengajar ngaji,” jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, di malam hari ia juga mengerjakan tugas dan tanggung jawab lainnya yang tidak sempat dikerjakan di pagi dan siang harinya.

Nada juga aktif berkontribusi di Organisasi kampus. Baginya, kehidupan berorganisasi sangat memberikan pengaruh dalam hidupnya untuk bisa mempelajari skill lain di luar teori dan praktik yang didapat di bangku perkuliahan.

“Seperti skill kepemimpinan, memanage tim, menjalankan event, dan lainnya yang membuat saya bisa lebih mengeksplor diri saya dan lebih berkembang lagi,” sebutnya.

Gadis kelahiran tahun 2000 itu juga bercita-cita melanjutkan studi S2 kedepannya. Nada berharap kepada pihak universitas semoga bisa lebih maju dan dapat menghasilkan lulusan-lulusan terbaik, tak hanya baik secara akademis, tetapi juga baik perilakunya.

Ia juga berharap untuk pemerintah, agar dapat menggerakkan masyarakat Aceh untuk melek pendidikan, menyediakan kuota beasiswa yang banyak, membuat pelatihan soft skill secara gratis, serta lebih menyebarkan informasi agar dapat tersampaikan ke seluruh khalayak. [Nora]


Keyword:


Editor :
Zakir

riset-JSI