kip lhok
Beranda / Sosok Kita / Intan Farhana, Berbagi Trik Untuk Dapatkan Beasiswa

Intan Farhana, Berbagi Trik Untuk Dapatkan Beasiswa

Minggu, 26 September 2021 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Intan Farhana Penerima Beasiswa LPDP. [Foto: IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Intan Farhana, sosok perempuan asal Aceh yang punya semangat tinggi untuk meraih cita-cita. Sejak kecil dia ingin menjadi tenaga pendidik, dia akan mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan

Cita-citanya terwujud, dimulai sejak ia menjadi mahasiswa penerima beasiswa LPDP untuk program Master of Commerce in Accounting, Victoria University of Wellington, New Zealand. 

Bagaimana Intan bisa meraih beasiswa? Apakah untuk mendapatkanya semudah membalik telapak tangan? Apalagi Intan hanya sekali mengikuti tes, dia langsung dinyatakan lulus.

Tiada hasil yang maksimal tanpa melalui proses dan perjuangan. Mungkin semboyan itulah yang melekat dijiwa Intan. Dia ingin meraih sesuatu, maka harus mempersiapkan diri. Tidak ada perjuangan yang tidak menuntut ketekunan dan ketabahan.

Untuk mendapatkan beasiswa LPDP, Intan sudah mempersiapkan diri sejak duduk kuliah Strata 1, Dia merupakan alumnus pendidikan S1 juga sama di Program studi Akuntansi Universitas Syiah Kuala. 

Untuk menjadi mahasiswa LPDP, Intan mempersiapkan diri cukup lama. Mulai dari persiapan skill bahasa Inggris, persiapan essay hingga akhirnya ia bisa lulus beasiswa LPDP dengan sekali tes. 

Menurut Intan, agar mempermudah untuk lulus beasiswa itu harus dipersiapkan dengan matang, terutama untuk skill bahasa Inggris, karena mayoritas pelamar beasiswa terkendala di bahasa Inggris.

Kemudian, persiapan essay juga tidak boleh diabaikan, tetap harus persiapan matang. Bahkan jika perlu harus mencari seorang proofreader yang bisa dijadikan tempat berkonsultasi, supaya memberikan koreksi-koreksi. 

Intan tidak kenal lelah, setelah masa studi S2 di New Zealand, ia berkesempatan ikut sang Ayah yang bertugas mengajar di University of Bahrain. Tujuan awal kesana murni hanya untuk menemani ayahnya, namun Intan mencari waktu luang selama berada disana dengan ikut mengajar juga. 

"Saya ingin mengembangkan skill saya, mengajar dengan bahasa asing, dengan budaya Arab tentu satu hal yang sangat menarik, " ucapnya. 

Wanita kelahiran tahun 1994 itu mengatakan, keinginan menjadi tenaga pendidik merupakan turunan dari Almarhum Ayah yang juga merupakan seorang Akademi Akuntansi USK. 

"Saya sangat senang dunia sekolah, akademik, suka jadi pengajar karena disaat itu juga saya bisa belajar banyak dari orang lain, " katanya. 

Setelah pulang dari Bahrain, ia sudah menetap di Aceh, dan saat ini berkegiatan sebagai tutor freelance, research assistant.

"Saat ini juga sedang menunggu keberangkatan untuk melanjutkan studi S3 ke Universiti Sains Malaysia, Insyaallah dengan skema beasiswa Pemerintah Aceh yakni Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh," jelasnya.

Selama kuliah S1, Intan sudah sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan, berikut beberapa event besar yang ia ikuti. Seperti pertukaran mahasiswa ke University of Turku di Finlandia selama 6 bulan, Journalism Conference di Edinburgh UK dan Workshop di Turki selama 10 hari. 

Intan melihat, kondisi anak muda Aceh saat ini sangat luar biasa dalam meraih keinginannya. Bahkan dari SMA sudah belajar IELTS, yang S1 juga gencar mencari beasiswa. Semangatnya berapi-api, ingin mencari ilmu kemudian ingin mengembangkan skill. 

"Jika terus dikembangkan, InsyaAllah Aceh memiliki aset yang luar biasa, pasti butuh dukungan dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat," ucap Intan. 

Intan berharap agar tidak ada lagi stigma yang mengatakan perempuan tidak perlu tinggi-tinggi sekolah nanti laki-laki takut untuk melamar. Saat ini, pernyataan demikian masih dilontarkan oleh orang-orang disekitar kita. 

"Kadang-kadang kasian ini anak perempuan yang ingin maju, ingin terbang namun dipatahkan sayapnya, dengan kalimat seperti itu. Padahal harusnya didukung baik laki-laki maupun perempuan. Wanita itu punya hak yang sama dalam dunia pendidikan, jangan takut untuk bermimpi," tuturnya. 

Selain itu, perlu juga dukungan pemerintah agar anak muda Aceh ini terus bersemangat untuk mencari ilmu. Supaya, SDM Aceh ini semakin berkualitas dan anak muda harus semangat, tetap percaya dengan kemampuan diri. 

Terakhir, Intan menyarankan kepada seluruh anak muda khusus di Aceh, terus asah kemampuan bahasa Inggris. Percaya akan kemampuan diri, jangan biarkan orang lain menentukan mimpimu. Perlu diingat bahwa kamu harus menjadikan apa yang orang lain katakan sebagai semangat untuk meraih mimpi. 

"Terus melaju, percaya diri, dan terus belajar karena dengan belajar kita akan tahu ternyata ilmu Allah ini luas sekali,yang kita pelajari saat ini masih sangat sedikit. Terus mempersiapkan segala sesuatu untuk apply beasiswa, kalau persiapan matang pasti semua akan lancar, pastinya stay humble," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda