Senin, 14 Juli 2025
Beranda / Gaya Hidup / Seni - Budaya / Pemkab Aceh Tengah Hidupkan Tradisi Munyerahni Murid Ku Tengku Guru

Pemkab Aceh Tengah Hidupkan Tradisi Munyerahni Murid Ku Tengku Guru

Senin, 14 Juli 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Bupati Aceh Tengah Hadiri Prosesi Adat Munyerahni Murid Ku Tengku Guru. [Foto: Diskominfo Ateng]


DIALEKSIS.COM | Takengon - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah kembali menghidupkan tradisi sakral dalam dunia pendidikan melalui pelaksanaan prosesi adat Munyerahni Murid Ku Tengku Guru yang digelar di awal tahun ajaran baru, Senin (14/7/2025). Kegiatan ini berlangsung di SD Negeri 9 Lut Tawar dan dihadiri langsung oleh Bupati Aceh Tengah, Drs. Haili Yoga, M.Si.

Prosesi adat tepung tawar yang dilantunkan dalam bahasa Gayo, disaksikan oleh para wali murid kelas satu sebagai bentuk penghormatan kepada guru sekaligus simbol penyerahan tanggung jawab mendidik anak secara adat. Momen ini menjadi representasi kearifan lokal yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya Gayo, ajaran agama, dan semangat pendidikan.

Dalam sambutannya, Bupati Haili Yoga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan wujud nyata komitmen masyarakat Gayo dalam menjadikan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama.

⁠“Ini adalah hari sakral. Wali murid kelas satu wajib mengantar anak ke sekolah dan menyerahkannya secara adat kepada guru, karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, guru, dan pemerintah,” tegas Bupati.

Bupati juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah tengah menyiapkan surat edaran untuk membatasi penggunaan gawai (HP) selama jam belajar di lingkungan sekolah, mulai dari tingkat TK hingga SMA. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga fokus belajar dan membangun karakter anak yang lebih baik.

⁠“Kita ingin anak-anak kita tumbuh dengan karakter yang kuat, dan salah satunya dengan membatasi ketergantungan terhadap gawai. Peran aktif guru di sekolah dan orang tua di rumah sangat penting,” jelasnya.

Dalam arahannya, Bupati turut menekankan pentingnya keteladanan dari orang tua dalam membangun karakter anak. Ia mencontohkan pentingnya budaya membaca Alquran di rumah dan shalat Subuh berjamaah sebagai pondasi pembentukan generasi yang tangguh dan religius.

⁠“Nanti kita akan tanya anak-anak, apakah ayahnya membaca Alquran? Rumah yang makmur dengan nilai agama akan melahirkan anak-anak yang kuat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Haili Yoga mengajak para orang tua untuk membangun komunikasi yang baik dengan pihak sekolah, khususnya guru Bimbingan Konseling (BK), agar setiap permasalahan siswa dapat diselesaikan secara dialogis dan bijaksana.

⁠“Kalau ada masalah kecil di sekolah, diskusikanlah dulu. Jangan sedikit-sedikit lapor polisi. Sekolah adalah tempat membina, bukan membinasakan,” ujarnya menegaskan.

Menurutnya, keberhasilan pendidikan tidak hanya terletak pada sistem kurikulum, namun juga pada peran aktif keluarga dan penghormatan terhadap guru sebagai pilar utama pembentukan karakter peserta didik.

⁠“Tidak ada orang tua yang ingin anaknya gagal. Sukses seorang anak dimulai dari menghargai orang tua dan mendoakan gurunya. Doa itu yang membuka jalan keberkahan,” tutup Bupati.

Pelaksanaan prosesi adat Munyerahni Murid Ku Tengku Guru ini menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya Gayo yang harmonis dengan nilai-nilai pendidikan modern. 

Tradisi ini diharapkan terus hidup dan menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan lainnya di Aceh Tengah untuk terus mengedepankan pendidikan yang berkarakter, berbudaya, dan bermartabat.[f]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI