Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Syiah Kuala (USK), Saddam Rafsanjani. [Foto: for Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam menyikapi fenomena Pemilu 2024, khususnya peluang partai yang akan mengisi kursi DPR RI di Daerah Pemilihan (Dapil) II Aceh, Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Syiah Kuala (USK), Saddam Rafsanjani, memberikan pandangannya terhadap keikutsertaan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Sebelumnya, Politisi senior PPP yang juga anggota DPR RI yang kali ini kembali maju mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI, Anwar Idris, merasa optimis akan terpilih kembali sebagai anggota DPR RI dari Dapil II Aceh, mencakup Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Timur, Kota Langsa, Aceh Utara, Kota Lhoksemawe, Bireuen, Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Menurut Saddam, optimisme PPP terkait peluang meraih kursi di Pemilu 2024 itu cukup realistis. Meskipun hasil hitung cepat atau quick count dari berbagai lembaga survei, terlihat bahwa PPP berpeluang tidak lolos parliamentary threshold (PT) karena tidak memenuhi ketentuan ambang batas parlemen 4 persen. Namun, real count KPU memberikan asa bagi salah satu partai lawas di Indonesia tersebut.

"Optimisme itu baik, namun juga perlu objektif melihat satu fenomena realitas keadaan. Probabilitas hasil survei selama ini tidak terlalu jauh dengan hasil akhir. Untuk pembuktian mari kita tunggu hasil real count KPU dan pengesahan data akhir," ujar Saddam kepada Dialeksis.com, Selasa (20/2/2024). 

Saddam Rafsanjani juga menyoroti posisi Anwar Idris, seorang tokoh yang berpotensi menduduki kursi DPR RI jika PPP berhasil lolos parlemen threshold. Namun, jika hasil pemilu tidak mendukung PPP, Rafsanjani menegaskan bahwa ini menjadi catatan serius.

"Anwar Idris menjadi sosok berpotensi dapat kursi, tetapi jika PPP tidak lolos parlemen threshold, pertanyaannya kemana arah politiknya? Apakah akan mencalonkan diri pada Pilkada di wilayah Bireuen atau bahkan mempertimbangkan untuk naik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh," tandasnya.