Laporan Dana Kampanye Anies-Sandi 2017 Tidak Sinkron, Berikut Tanggapan Tegas Andi Sinulingga
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
SS Youtube Akbar Faisal Unsencored.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Jumlah sumbangan dan laporan dana kampanye Anies-Sandi 2017 tidak sinkron. Hal itu dikuak langsung oleh Andi 'Ucok' Sinulingga dari Politisi Partal Golkar/Pendukung Anies.
Sebelum membahas soal isu laporan dana kampanye tersebut, Andi mengatakan, jika berbicara soal utang-piutang kampanye menurutnya adalah hal yang kekanak-kanakan. Kalau mau bangsa ini besar, harus diisi dengan orang-orang yang berjiwa besar.
"Kita ngomong hanya tentang diri kita, kita yang terlibat, dan posisi kita sentral," ujar Andi dalam video yang dikutip Dialeksis.com pada kanal Youtube Akbar Faisal Uncensored, Sabtu (25/3/2024).
Contoh Anies Baswedan yang menjadi Gubernur DKI Jakarta, itu karena banyak orang, bukan karena satu atau dua orang. Ini ada problem megalomania, artinya merasa paling hebat sendiri, itu yang ia gugat sebenarnya.
Ia menyebut, kadang-kadang kita mengkritik orang, tapi lupa dengan melihat diri sendiri. Walaupun ia berada di dalam Golkar tapi ia punya record sendiri, apa yang dilakukan oleh partai, tentu partai lain juga pasti banyak masalah, tapi ia selalu berbicara di partai internal sendiri, karena menurutnya, jika partai sendiri tidak dibenahi maka semua adalah omong kosong.
Ia mengaku bahwa ia juga penyaran dalam buku "Pecah Belah Partai Golkar". Sebutnya pada halaman 180 terkait pentingnya dana politik dari pemerintah. Kata H. Tjahjo Kumolo, Rp10 triliun dana politik itu kecil dibandingkan dana APBN yang sekarang hampir Rp2500 triliun.
Ia juga membandingkan dana tersebut dengan dana pajak, baik cukai dan penerimaan negara yang bukan dari pajak itu sekitar Rp1850 triliun. Namun, semua itu harus dikontrol oleh negara agar sejak dini partai politik terbudaya akuntabilitas
"Jadi, jika Rp10 triliun dialokasikan ke partai politik, maka partai akan menjadi lebih sehat," ucapnya.
"Jangan bicara soal apapun kalau kita tidak mau melakukan reformasi partai politik sesuai revisi UU partai politik," tegasnya lagi.
Kembali ke Anies-Sandiaga. Sekarang kian menyebar terkait utang Anies Baswedan kepada Sandiaga Uno dengan alasan dana kampanye 2017 kembali diperbincangkan. Pasalnya ditemukan sebuah fakta baru bahwa antara jumlah sumbangan dan laporan dana kampanye Anies Baswedan dan Sandiaga Uno 2017 tersebut tidak sinkron.
Lalu kenapa bisa jumlah sumbangan dan laporan dana kampanye Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tahun 2017 lalu tidak sinkron?
Akbar Faisal mencoba menampilkan hasil penelusurannya terkait jumlah sumbangan dan laporan dana kampanye milik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Menurutnya, laporan tersebut sudah melalui proses audit dari Unit LPPDK yang merupakan bagian dari penyelenggara pilkada saat itu yang berjumlah mencapai Rp 65.257.500.000.
Menurut Akbar, banyak orang bertanya soal hal tersebut, di mana jumlah sumbangan tertulis Rp 65 Miliar namun sedangkan tertulis di dalam perjanjian adalah senilai Rp 92 Miliar. Perbedaan nominal tersebut ditanyakan Akbar kepada Andi Sinulingga, seorang politisi Partai Golkar yang juga pendukung Anies Baswedan.
Namun menurut Andi, jika dilihat dari sisi antara sumbangan dan pinjaman sudah berbeda. Dana itu menjadi dana Anies Baswedan yang di mana akan masuk pada dana pinjaman, justru ia menganggap bahwa Anies Baswedan itu hebat.
"Jika andai Anies kalah, maka seluruh dana akan menjadi tanggung jawabnya. Bayangkan kalau ia kalah, ia juga akan tanggung beban itu, menurut saya dia adalah laki-laki hebat," tuturnya. [AU]
- Jelang Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, Kemendagri Bangun Konsolidasi Kewaspadaan Nasional bersama Kesbangpol
- Masyarakat Aceh Minta Aminullah Usman Maju Sebagai Gubernur
- Ketua KPU: Hindari Kekerasan Fisik dan Verbal di Pemilu 2024
- Diskusi Revisi UUPA, Jubir PA Sebut Wacana Pilkada Dikembalikan ke DPR Hanya Sebatas Wacana