kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Jelang Hari H Pemilu, Pengamat Politik Ungkap Celah untuk Batalkan Gibran Sebagai Cawapres

Jelang Hari H Pemilu, Pengamat Politik Ungkap Celah untuk Batalkan Gibran Sebagai Cawapres

Selasa, 06 Februari 2024 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Pengamat Politik Prof Dr Firman Noor MA. [Foto: for Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menghadapi jelang Hari H pemilu pada 14 Februari 2024, situasi politik di tanah air terus memanas. Berbagai pihak berusaha menjaga kondusivitas, namun tetap terjadi serangan verbal di media sosial yang memicu ketegangan.

Pengamat Politik Prof Dr Firman Noor MA mengungkapkan perhatiannya terhadap dinamika yang terjadi menjelang pemilihan presiden.

"Masing-masing pihak berusaha menjaga situasi tetap kondusif, tetapi tetap saling serang terutama di media sosial. Namun, mereka sama-sama tidak menghendaki adanya situasi yang dapat merugikan proses panjang yang sudah dilalui," ujar Prof Firman kepada Dialeksis.com, Selasa (6/2/2024).

Prof Firman juga menyoroti hasil keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang memberikan celah untuk membatalkan Gibran, salah satu calon wakil presiden.

"Jika paslon lain memutuskan untuk mem-PTUNkan atau membawa ke ranah hukum, ada potensi membatalkan Gibran karena diterima oleh KPU sebelum ada aturan yang melandasi," jelasnya.

Meski demikian, Prof Firman menekankan bahwa proses tersebut mungkin akan panjang dan membawa ketegangan tersendiri. "Tim hukum dari paslon lain bisa saja mengungkit-ngungkitnya, namun prosesnya akan menjadi panjang dan penuh ketegangan," ucapnya.

Apakah celah hukum tersebut akan dimanfaatkan oleh tim hukum paslon selain paslon 02. "Dugaan saya, mereka mungkin tidak ingin ambil repot. Namun, kita masih menunggu perkembangan selanjutnya," tuturnya.

Terkait dengan perubahan pilihan politik pemilih, Prof Firman menyatakan bahwa hal tersebut masih menjadi tanda tanya.

"Survei belum bisa dijadikan patokan pasti. Swing voters cukup banyak, dan kemungkinan perubahan pilihan masih besar menjelang hari pemilihan," paparnya.

Namun, Prof Firman menyarankan agar semua paslon harus menjaga ritme agar tidak ada perubahan yang bersifat luar biasa.

"Dalam sejarah politik, perubahan yang diluar kebiasaan bisa mempengaruhi pilihan pemilih. Ini harus dijaga betul agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," tutupnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda