kip lhok
Beranda / Politik dan Hukum / Caleg Banyak Gugur Baca Al Quran, Akademisi: Ada Pergeseran Kultur di Aceh

Caleg Banyak Gugur Baca Al Quran, Akademisi: Ada Pergeseran Kultur di Aceh

Minggu, 18 Juni 2023 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Guru besar Filsafat Islam pada Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Guru besar Filsafat Islam pada Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag menanggapi fenomena banyaknya Bacaleg di Aceh yang tidak lulus uji baca Al Quran bahkan ratusan Bacaleg memilih tidak berhadir pada saat tes karena merasa malu jika tidak lolos. 

Menurut Prof Syamsul, fenomena tersebut disebabkan adanya pergeseran kultur keacehan. 

“Sejak kecil orang Aceh itu mendapat bimbingan langsung dari orang tua untuk pergi mengaji setiap selesai maghrib di meunasah atau di balai pengajian kampung,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Minggu (17/6/2023). 

Untuk itu, kata Prof Syamsul, sangat tidak masuk akal bila ada warga Aceh asli yang tidak mampu baca Al Quran. 

“Fakta terkini ada proses dekulturisasi yaitu tumbuhnya unsur-unsur kebudayaan yang baru dalam kehidupan bermasyarakat sehingga ada penurunan orang tidak bisa baca Al Quran,” jelasnya. 

Lanjutnya, hal itu bisa jadi karena perubahan budaya go global sehingga hal-hal sederhana jadi terabaikan, padahal itu penting. 

“Apabila ada orang Aceh yang tidak mampubaca Al Quran maka orang itu tidak menjadikan budaya Aceh sebagai bagian penting dalam hidupnya,” terangnya. 

Untuk itu, ia menyarankan, setiap Parpol harus ada proses kaderisasi partai yang ingin menjadi wakil rakyat, jadi kader yang dipakai itu benar-benar kader partai yang punya kapasitas, jadi ada kompetisi internal terlebih dulu. 

“Artinya itu bukan di KIP uji baca Quran tetapi di internal partai lah, bahwa orang yang dikirim sudah siap berkompetisi, dari segi pengetahuan parpol dia mampu, kemudian dari keilmuan dia mampu, komunikasi diplomasi, jadi di internal partai itu sudah digodok, jadi tidak terkesan pencalonannya hanya untuk pemenuhan kouta,” ungkapnya. 

Menurutnya, para Parpol harus membimbing kadernya agar mumpuni dalam berbagai hal, agar rakyat juga ada kebanggaan tersendiri. (Nor)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda