Beranda / Politik dan Hukum / Baru Gabung Kaesang Langsung Jadi Ketum PSI, Akademisi: Ini Preseden Buruk

Baru Gabung Kaesang Langsung Jadi Ketum PSI, Akademisi: Ini Preseden Buruk

Kamis, 28 September 2023 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Staf Pengajar Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina, Didik Hariyanto.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kaesang Pangarep langsung diangkat menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) usai dua hari bergabung. Putra bungsu Presiden Jokowi itu menggeser Giring Ganesha. 

Penunjukan Kaesang Pangarep menuai sorotan. Salah satunya Staf Pengajar Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina, Didik Hariyanto.

Menurut Didik, akan terjadi 3 hal buruk terhadap peristiwa pengangkatan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI. 

“Pertama, tidak baik bagi demokrasi Indonesia, tidak mungkin di suatu partai politik yg kadernya baru masuk langsung diangkat jadi Ketum tanpa melewati proses politik dalam demokrasi,” kata Didik kepada Dialeksis.com, Kamis (28/9/2023). 

Menurutnya, ini akan menjadi satu preseden buruk demokrasi tanah air. 

Kedua, kata dia, pemilihan Kaesang sebagai Ketum umum tidak baik bagi PSI sendiri. Selama ini PSI mengaku dirinya sebagai partai politik demokratis, tetapi nyatanya menggunakan sistem yang tidak demokrasi di dalam pemenuhan ketua umum partainya. 

“Lagi-lagi ini preseden buruk bagi PSI sendiri, masyarakat akan menilai dan menganggap bahwa dengan mudahnya PSI menjadikan orang sebagai Ketum tanpa melalui proses politik,” ungkap kandidat Doktor Unpad itu. 

Didik tidak menepis bahwa PSI mungkin meyakini Kaesang memiliki efek elektoral dari bapaknya sebagai presiden, tapi minimal harus melalui proses politik yang sah, seperti kongres atau musyawarah. 

Ketiga, sambungnya, hal itu akan buruk bagi Kaesang, karena ia akan dinilai ada di dalam satu preseden historis buruk bagi demokrasi di Indonesia. 

“Makanya sekarang banyak respon negatif terkait ini. Bagi saya, ini buruk bagi kelembagaan demokrasi di Indonesia, buruk bagi sistem parpol Indonesia,” pungkasnya. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda