Beranda / Politik dan Hukum / Al Chaidar: Pengibaran Bendera Bulan Bintang di Samalanga Terkait Pemilu

Al Chaidar: Pengibaran Bendera Bulan Bintang di Samalanga Terkait Pemilu

Senin, 01 April 2024 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Akademisi dari Universitas Malikussaleh, Al Chaidar mengatakan bahwa aksi pengibaran bendera bulan bintang Aceh yang terjadi beberapa hari yang lalu sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap aparat Pemerintah. [Foto: for Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Akademisi dari Universitas Malikussaleh, Al Chaidar mengatakan bahwa aksi pengibaran bendera bulan bintang Aceh yang terjadi beberapa hari yang lalu sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap aparat Pemerintah.

"Rakyat Aceh semakin banyak yang kecewa dan semakin kesal melihat aparat pemerintah yang semakin tidak fair terutama dalam pemilu 2024," kata Al Chaidar kepada Dialeksis.com, Senin (1/4/2024).

Al Chaidar mengatakan bahwa refleksi dari masalah kecurangan pemilu, partai lokal semakin terpinggirkan dan pembiaran pemerintah terhadap munculnya gerakan serupa di Papua (OPM). 

Ia memprediksikan bahwa ini merupakan efek domino dari kecurangan pemilu yang terjadi secara kasat mata. Rakyat Aceh merasa salah ketika dulu meminta partai lokal (demokrasi parsial) dalam perjanjian MoU Helsinki tahun 2005. 

Dikatakan, Rakyat Aceh ingin meminta cara pemilu tanpa partai politik. Multistage representative election system, seperti pemilihan mukim di zaman dulu, tanpa campur tangan partai politik (lokal atau nasional). 

"Rakyat Aceh sekarang mengalami disorientasi, disposisi, dan dislokasi secara politik. Mungkin perlu perubahan UUPA ke depannya," pungkasnya. 

Sebelumnya, Seorang mantan kombatan GAM, Nasruddin alias Nyak Din (47), dengan berani mengibarkan bendera bulan bintang di Polsek Samalanga, Kabupaten Bireuen, pada Jum’at (29/3/2024). 

Nyak Din adalah eks Panglima Sagoe Kuta Glee Daerah I Wilayah Batee Iliek. Tindakannya terlihat ketika ia mengikatkan bendera bulan bintang di pagar Polsek Samalanga.

Video yang beredar menunjukkan beberapa pria datang ke Polsek Samalanga menggunakan mobil, dengan bendera bulan bintang terpasang di bagian depan mobil tersebut. Setelah memarkir mobil di pekarangan Polsek, mereka turun sambil membawa bendera bulan bintang menuju pagar Polsek dan mengikatnya dengan kawat. Seorang anggota polisi terlihat di lokasi, namun tidak dapat menghalangi mereka.

Polisi tersebut kemudian meninggalkan para pria dan masuk ke dalam ruangan SPKT. Setelah memasang bendera, para pria meninggalkan Mapolsek.

Minggu 31 Maret 2024, Nyak Din telah meminta maaf atas perbuatannya. Permohonan maaf tersebut disampaikan kepada masyarakat, Polres dan Polsek setempat melalui video berdurasi 53 detik yang beredar luas di masyarakat. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda