TM Zulfikar: Pemimpin Baru Banda Aceh Harus Segera Atasi Persoalan Sampah
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
TM Zulfikar Mantan Direktur Eksekutif Walhi Aceh sekaligus Akademisi Universitas Serambi Mekah. Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh sekaligus Akademisi Universitas Serambi Mekah, TM Zulfikar, mendesak kepemimpinan baru Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal dan Afdhal Khalilullah, untuk segera menyelesaikan permasalahan pengelolaan sampah secara komprehensif.
Dalam pernyataannya, Zulfikar menekankan pentingnya penanganan sampah yang terstruktur, mulai dari hulu hingga hilir.
Menurutnya, pengelolaan sampah merupakan tantangan kritis dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan di Kota Banda Aceh.
"Dengan laju pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang semakin pesat, volume sampah terus meningkat. Ini bukan sekadar persoalan kebersihan, tetapi sudah menjadi ancaman serius terhadap keseimbangan ekosistem dan kesehatan masyarakat," tegas Zulfikar saat dihubungi Dialeksis.com, Minggu (15/12/2024).
Dia mengharapkan walikota terpilih, Illiza Sa'aduddin Djamal, dapat membentuk strategi pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan. Menurutnya, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menemukan solusi efektif.
"Kami mendorong pemerintah kota untuk mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi, mulai dari reduksi, daur ulang, hingga pengolahan akhir yang ramah lingkungan," tambah Zulfikar.
Lebih lanjut, akademisi yang juga memiliki pengalaman panjang di bidang lingkungan ini menekankan bahwa penanganan sampah bukan sekadar tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama seluruh komponen masyarakat.
Zulfikar optimistis, dengan pendekatan yang sistematis dan partisipatif, Banda Aceh dapat menjadi contoh kota yang berhasil mengelola sampah secara berkelanjutan, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi upaya pelestarian lingkungan.
"Semua pemikiran saya menyelesaikan masalah sampah di Banda Aceh, agar tetap mampu mempertahankan piala Adipura untuk kesekian kalinya," pungkasnya.