DIALEKSIS.COM | Aceh - Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menggelar pertemuan dengan investor asal Malaysia, Dr. Fetrix, yang bergerak di bidang kesehatan, di Ruang Adat Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu (15/3). Pertemuan ini membahas rencana strategis peningkatan layanan kesehatan, termasuk pembangunan rumah sakit (RS) berteknologi tinggi yang ditargetkan terealisasi sebelum 100 hari kerja masa jabatan Muzakir Manaf.
Dalam diskusi, kedua pihak mengeksplorasi kolaborasi untuk menghadirkan fasilitas kesehatan berstandar internasional di Aceh.
“Ini langkah penting untuk menjawab kebutuhan masyarakat, terutama yang selama ini berobat ke luar negeri,” ujar Muzakir Manaf usai pertemuan.
Respon datang dari Prof. Dr. dr. Azharuddin, Sp.O.T., O.T.B. (K), Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Aceh, menyambut positif rencana tersebut.
“Pembangunan di bidang kesehatan, apalagi berbasis teknologi tinggi, perlu dukungan swasta. Tidak semua daerah mampu mewujudkannya sendiri,” jelasnya.
Namun, Azharuddin mengingatkan bahwa segmen layanan RS tersebut kemungkinan akan fokus pada pasien berduit atau pengguna asuransi swasta.
“BPJS/JKN mungkin tidak dilayani di sini. Tapi ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat Aceh yang selama ini berobat ke luar negeri,” tambahnya.
Ia menekankan, PERSI Aceh akan mendukung asalkan proyek mematuhi regulasi nasional dan daerah.
Menanggapi kekhawatiran soal keseriusan investor, Azharuddin meyakini bahwa investor akan melakukan analisis pasar.
“Mereka pasti sudah kalkulasi potensi, terutama melihat kebiasaan masyarakat Aceh yang berobat ke Malaysia atau Singapura,” ujarnya. Menurutnya, keberhasilan proyek bergantung pada kualitas layanan yang melebihi fasilitas existing di Aceh.
Ia juga mendorong kolaborasi dengan sumber daya lokal. “Harus ada transfer pengetahuan dan teknologi, serta melibatkan SDM Aceh. Ini agar manfaatnya tidak hanya dirasakan pasien, tetapi juga kemajuan sistem kesehatan daerah,” tegasnya.
Gubernur Muzakir Manaf berharap proyek ini dapat memperkuat infrastruktur kesehatan Aceh. “Kami akan memastikan komitmen investor, termasuk dampak positif bagi masyarakat,” pungkasnya.
Azharuddin menutup dengan harapan: “Jika direncanakan dengan matang dan niat baik, insyaAllah ini akan harmonis bagi semua pihak.”