DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dalam upaya meningkatkan produksi daging dan susu nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Kementerian Transmigrasi (Kementrans) untuk mengembangkan kawasan transmigrasi sebagai sentra peternakan sapi.
Langkah ini merupakan bagian dari Program Peningkatan Produksi Daging Sapi dan Susu Sapi Nasional (P2SDN) yang diusung Kementan dan masuk dalam Perpres No 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029.
"Kami sangat mendukung pengembangan peternakan berbasis kawasan transmigrasi. Ini bukan hanya soal ketahanan pangan, tapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat transmigran," ujar cdalam pernyataan resmi yang diterima pada Minggu (8/6/2025).
Menurut Viva, sinergi antara kedua kementerian ini diharapkan bisa menjadi bentuk kerjasama konkret antarinstansi, sekaligus meninggalkan jejak positif dalam pembangunan jangka panjang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menekankan bahwa program P2SDN menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor daging dan susu.
"Defisit daging sapi kita masih 52%, sementara susu mencapai 79%. Karena itu, kami mendorong keterlibatan swasta dan memanfaatkan lahan potensial seperti di kawasan transmigrasi, terutama di Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Agung.
Ia menambahkan, hingga kini tercatat sudah ada 196 pelaku usaha yang berkomitmen mendatangkan sapi perah dan 84 lainnya untuk sapi pedaging. Salah satu proyek percontohan nasional tengah dipersiapkan di NTT.
"Kami harap Kementerian Transmigrasi bisa mendukung implementasi awal program ini di NTT. Ini bisa jadi model nasional untuk peternakan sapi berkelanjutan berbasis masyarakat," ujar Agung.
Langkah kolaboratif ini dinilai sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai swasembada pangan serta memperkuat ketahanan pangan nasional melalui sinergi antarkementerian. [in]