kip lhok
Beranda / Pemerintahan / Satu-satunya di Aceh, Pemkab Bener Meriah Terima Penghargaan Karena Berkontribusi Revitalisasi Bahasa Daerah

Satu-satunya di Aceh, Pemkab Bener Meriah Terima Penghargaan Karena Berkontribusi Revitalisasi Bahasa Daerah

Sabtu, 04 Mei 2024 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Pj Bupati Bener Meriah, Drs. Haili Yoga, M.Si menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim atas kontribusinya dalam menyukseskan program pelestarian bahasa daerah dalam platform merdeka belajar episode ke-17 yaitu revitalisasi bahasa daerah. [Foto: Diskominfo BM]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Penjabat (Pj) Bupati Bener Meriah, Drs. Haili Yoga, M.Si menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim atas kontribusinya dalam menyukseskan program pelestarian bahasa daerah dalam platform merdeka belajar episode ke-17 yaitu revitalisasi bahasa daerah.

Hanya 20 kepala daerah di level nasional yang menerima penghargaan itu, salah satunya Pj Bupati Haili Yoga. Penghargaan tersebut, diterima Haili Yoga disela acara pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN), Kamis (2/5/2024) di Jakarta.

Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada kepala daerah yang sudah mendukung melestarikan bahasa daerah guna melestarikan budaya Indonesia. Ia berharap, FTBIN mampu membangkitkan penggunaan bahasa daerah secara nasional.

Usai terima Penghargaan, Haili Yoga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Tim yang mendukung revitalisasi bahasa daerah di Bener Meriah. 

“Mulai Balai Bahasa Provinsi Aceh, Jajaran Pemerintah Daerah, Tim Maestro Revitalisasi Bahasa saudara Turham AG, Hamdan, Munawir dan kawan-kawan, serta seluruh masyarakat Kabupaten Bener Meriah,” ucap Haili Yoga.

Ditambahkan Haili Yoga, menjadi sebuah kebanggaan di daerah dalam melestarikan bahasa Gayo melalui berbagai link dengan mewajibkan pembelajaran bahasa daerah pada dunia pendidikan, di pemerintahan dengan mewajibkan satu hari berbahasa Gayo.

“Hal tersebut guna bahasa ibu atau bahasa Gayo ini tidak akan punah tergerus oleh kemajuan teknologi, mudah-mudahan ini akan menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda