kip lhok
Beranda / Pemerintahan / Ratusan Petani Melakukan Aksi Demo di Depan Kantor Bupati Aceh Utara

Ratusan Petani Melakukan Aksi Demo di Depan Kantor Bupati Aceh Utara

Senin, 04 September 2023 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

[Foto: Dialeksis/Rizkita Gita]

DIALEKSIS.COM | Aceh Utara - Ratusan petani yang menamakan dirinya Gerakan Petani Krueng Pase, di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Bupati Aceh Utara. Senin (4/9/2023).

Sekitar pukul 9.00 Wib. Mereka berkumpul di salah satu SPBU di Aceh Utara, lalu pada pukul 10.00 Wib masa membentangkan spanduk dan alat pengeras suara (toa) secara beriring- iringan menuju lokasi aksi untuk bertemu dengan orang nomor satu di kabupaten setempat.

“Kami datang kesini untuk bertemu dengan Pejabat Bupati Aceh Utara, Mahyuzar. Kami ingin mendengarkan langsung penjelasan dari pak Pj terkait penyelesaian bendungan Krueng Pase. Sudah tiga tahun kami menderita tidak bisa menggarap sawah,” kata Koordinator Aksi, Misbahuddin Ilyas, kepada Dialeksis.com

Misbahuddin, menyebutkan akibat proyek irigasi Krueng Pase mangkrak sembilan kecamatan tidak bisa menggarap sawah karena tidak teraliri air ke sawah mereka.

Sembilan kecamatan yang terkena dampak yaitu Kecamatan Tanah Luas, Meurah Mulia, Samudera, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Nibong, Tanah Lusa, Matangkuli, dan Syamtalira Bayu, delapan kecamatan itu terletak di Kabupaten Aceh Utara. Sementara Kecamatan Blang Mangat di Kota Lhokseumawe. 

“Sampai kapan kami bersabar. Mau makan apa kami kalau tidak garap sawah? Sama siapa kami harus mengadu kalau bukan sama pak Pj,” ucapnya.

Dalam orasinya Misbahuddin menyebutkan, para petani meminta pemerintah pusat untuk segera menyelesaikan pembangunan bendungan Krueng Pase yang selama ini menjadi kebutuhan para petani di 8 Kecamatan dan satu kecamatan di Kota Lhokseumawe.

Selanjutnya, petani meminta ganti rugi atas 9 kecamatan yang terdampak kekeringan sehingga petani tidak dapat turun ke sawah dan gagal panen. Dan juga mereka meminta meminta agar proses pelelangan proyek bendungan Krueng Pase yang sedang berlangsung dilakukan secara transparan, sehingga proyek tersebut dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

“Jika tidak bisa diselesaikan, kami akan membuat aksi besar- besaran,” tuturnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda