Beranda / Pemerintahan / Prabowo: Indonesia Pernah Dianggap Lebih Rendah dari Anjing

Prabowo: Indonesia Pernah Dianggap Lebih Rendah dari Anjing

Minggu, 20 Oktober 2024 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pidato pertama Presiden Prabowo Subianto . Foto: tangkapan layar Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato yang menggugah dalam acara pelantikan hari ini, dengan menyinggung sejarah kelam bangsa Indonesia di masa penjajahan. Dalam pidatonya, ia mengingatkan bahwa pada masa kolonial, bangsa Indonesia pernah dianggap lebih rendah dari seekor anjing.

Mengawali pidatonya, Prabowo menyoroti pentingnya kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Ia menekankan bahwa Indonesia ingin bersahabat dengan semua negara, namun tetap berpegang pada prinsip anti penjajahan dan anti perpecahan.

"Kita ingin menjadi sahabat semua negara, tetapi kita memiliki prinsip, yaitu anti penjajahan. Karena kita pernah dijajah, kita anti penindasan karena kita pernah ditindas," ujar Prabowo pada Minggu (20/10/2024).

Ia menegaskan bahwa kebijakan bebas aktif yang dianut Indonesia bukan tanpa alasan, melainkan didasari oleh pengalaman sejarah yang menyakitkan.

"Kita anti rasisme, kita anti apartheid, karena kita pernah mengalaminya saat dijajah," tambahnya, yang disambut sorak sorai dari para anggota dewan.

Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan bagaimana bangsa Indonesia pernah diremehkan hingga dianggap lebih rendah dari anjing. Ia merujuk pada prasasti dan tanda-tanda bersejarah yang memuat tulisan "Honden En Inlander Verboden", yang berarti "Anjing dan Pribumi Dilarang Masuk".

"Pada tahun 1978, saya masih melihat prasasti itu di sebuah kolam renang di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Hal ini sangat menyakitkan. Penindasan seperti ini harus dihentikan, termasuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina," tegas Prabowo.

Ia juga menceritakan pengalaman pribadinya saat bertugas sebagai letnan. Pada saat itu, ia mengunjungi kolam renang peninggalan Belanda di Manggarai, di mana terdapat papan larangan masuk bagi pribumi.

"Prasasti itu tertutup lumut, tetapi setelah saya bersihkan, saya kaget membaca kata-kata dalam bahasa Belanda, 'Honden En Inlander Verboden'. Ini artinya anjing dan pribumi dilarang masuk. Betapa rendahnya kita dianggap di masa itu," ujar Prabowo.

Namun, Prabowo menekankan bahwa dirinya tidak bermaksud mengajak masyarakat untuk membenci bangsa penjajah. Ia mengakui bahwa Perdana Menteri Belanda telah meminta maaf atas kekejaman yang terjadi selama masa penjajahan, dan menegaskan bahwa yang terpenting adalah menjaga persatuan dan solidaritas bangsa dalam melawan segala bentuk penindasan di dunia.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda